Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Akhirnya Ngaku Jalani MRI saat Pemeriksaan Medis, Ada Apa?
Advertisement . Scroll to see content

Dewan Keamanan PBB Tolak Perpanjang Embargo Senjata, Iran Ejek AS

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 13:45:00 WIB
Dewan Keamanan PBB Tolak Perpanjang Embargo Senjata, Iran Ejek AS
Iran mengejek kemampuan lobi AS untuk meyakinkan negara sekutu di Dewan Keamanan PBB agar menyetujui perpanjangan embargo senjata atas Iran (foto: BBC)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Upaya Amerika Serikat memperpanjang embargo senjata Iran gagal setelah mayoritas anggota Dewan Keamanan PBB menolak resolusi yang diajukan oleh Washington, demikian yang dikutip dari AFP, Sabtu (15/8/2020).

Dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Jumat (14/8/2020) waktu setempat, hanya dua dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang menyetujui resolusi AS. Sebanyak 11 anggota termasuk sekutu AS di Eropa yakni Prancis, Jerman, dan Inggris menyatakan abstain. Dua negara yang setuju perpanjangan embargo adalah AS dan Republik Dominika.

Kabar tersebut direspons oleh Iran dengan melontarkan pernyataan pedas. Kementerian Luar Negeri Iran mengejek kemampuan lobi AS yang gagal meyakinkan negara-negara Eropa sekutu agar mendukung perpanjangan embargo senjata.

"Dalam 75 tahun sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika tidak pernah bergitu terisolasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, dalam kicauan Twitter.

"Terlepas dari semua upaya, tekanan, dan penjajakan, Amerika Serikat hanya bisa memobilisasi negara kecil (untuk memilih) bersama mereka," lanjut isi kicauan.

Para ahli memperkirakan setelah rancangan resolusi yang diajukannya ditolak oleh mayoritas anggota DK, AS dapat menindaklanjuti langkahnya untuk memicu kembali semua sanksi PBB terhadap Iran dengan menggunakan ketentuan dalam perjanjian nuklir, yang dikenal sebagai snapback, meski Presiden Donald Trump telah hengkang dari perjanjian tersebut pada 2018.

Bila langkah tersebut diambil AS, kata para ahli, maka situasinya akan menempatkan Dewan Keamanan pada satu krisis diplomatik terburuk yang pernah ada.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut