Diaspora Indonesia di Austin AS Gelar Hajatan Rakyat dan Doa Bersama Menangkan Ganjar-Mahfud
Beberapa topik juga diutarakan dalam diskusi kali ini, salah satu yang menarik adalah anggaran 21 program Ganjar-Mahfud senilai Rp500 triliun dibandingan dengan satu program paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang bernilai Rp400 triliun untuk makan siang dan susu gratis bagi anak sekolah.
“Sepertinya program ini belum sepenuhnya dipikirkan secara matang oleh kubu 02, dari mana makanannya kalau kita masih mengimpor bahan dasar makanan? Siapa yang masak? Darimana juga susunya? Hal-hal ini membuat kita berpikir-pikir apakah ada potensi KKN dengan program tersebut,” ujar Emil, dalam keterangannya.
“Program Prabowo-Gibran seperti memberi ikan untuk sebagian rakyat, sedangkan program-program Ganjar-Mahfud itu seperti memberi kail, di mana kail itu akan lebih menyejahterakan rakyat, membuat rakyat dapat independen untuk menaikkan dan menunjang ekonomi keluarga. Siklus ini akan berulang turun-temurun sehingga kita bisa menjadi bangsa yang lebih sejahtera," katanya, lagi.
Menurut dia, memberikan 'ikan' hanya menyelesaikan masalah sementara dan membuat rakyat bergantung kepada pemerintah. Selain itu memberika 'ikan' akan membuat rakyat menjadi terikat dan lebih mudah dikontrol dan dibungkam suara dan kritiknya.
"Program ini tidak pantas untuk negara demokrasi kita,” ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan menulis aspirasi pendukung Ganjar-Mahfud tentang apa yang akan dititipkan di pundak pemerintahan Ganjar-Mahfud jika menang. Sebagian besar isinya mendoakan agar Ganjar-Mahfud tetap semangat dan menang dalam pilpres mendatang.