Dibisiki Intelijen Rusia, Serbia Gagalkan Revolusi Warna untuk Gulingkan Pemerintah
Demonstrasi anti-pemerintah juga pecah di Serbia pada Senin (25/12/2023). Kubu oposisi menuduh partai berkuasa pemerintah, Partai Progresif Serbia (SNS), melakukan kecurangan dalam pemilihan anggota legislatif pekan lalu. SNS mengalahkan koalisi Serbia Melawan Kekerasan (SPN) yang pro-Uni Eropa.
Namun Vucic menolak tuduhan kecurangan tersebut dengan menyebutnya sebagai kebohongan. Dia justru menuduh demonstrasi itu didalangi negara Barat yang bertujuan melengserkan dirinya karena memiliki kedekatan hubungan dengan Rusia.
Sebagai bentuk terima kasih, Vucic menjamu Duta Besar Rusia Aleksandr Botsan-Kharchenko di kediamannya.
Revolusi warna menggambarkan demonstrasi yang didanai dan diorganisasi oleh pemerintah Barat, biasanya Amerika Serikat. Tujuannya untuk menggulingkan para pemimpin yang menentang kepentingan AS. Revolusi ini biasanya didukung badan-badan intelijen AS dan diorganisasi oleh sejumlah LSM yang didanai AS.
Taktik revolusi warna pertama yang berhasil terjadi di Yugoslavia pada 2000 saat gerakan mahasiswa yang didukung AS memaksa Presiden Slobodan Milosevic mengundurkan diri.
Editor: Anton Suhartono