Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pakistan Siap Kirim Pasukan ke Gaza, tapi Tolak Lucuti Senjata Hamas
Advertisement . Scroll to see content

Disiksa 5 Hari di Penjara Israel, Greta Thunberg: Seperti Neraka!

Kamis, 16 Oktober 2025 - 11:26:00 WIB
Disiksa 5 Hari di Penjara Israel, Greta Thunberg: Seperti Neraka!
Greta Thunberg mengungkap pengalaman kelamnya selama 5 hari berada dalam penahanan militer Israel (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

STOCKHOLM, iNews.id - Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, mengungkap pengalaman kelamnya selama 5 hari penahanan oleh militer Israel. Dalam kesaksiannya, Thunberg menggambarkan hari-hari itu sebagai periode paling mengerikan dalam hidupnya, dipenuhi kekerasan, ejekan, dan penyiksaan psikologis di bawah panas terik.

Thunberg dan ratusan aktivis dari sekitar 50 negara ditangkap pada awal bulan ini saat ikut dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) di perairan internasional. Kapal yang ditumpanginya berupaya mengirim bantuan pasca gencatan senjata di Gaza, namun dicegat pasukan Israel dan seluruh aktivis dibawa ke tahanan.

“Lima hari itu seperti neraka. Kami dipukuli, ditendang, diancam akan digas di dalam sel, dan dipaksa duduk berjam-jam di bawah matahari tanpa air,” ujar Thunberg, kepada surat kabar Swedia, Aftonbladet. 

Dihina dan Direndahkan

Dalam pengakuannya, Thunberg menuturkan bagaimana tentara Zionis berulang kali menghina dirinya dan aktivis lain. Mereka dipaksa memegang bendera Israel, bahkan dipaksa berpose sambil diselimuti bendera itu, lalu ditendang karena menolak.

“Saya diseret ke area beraspal yang berpagar besi, dipukul dan ditendang, sementara mereka tertawa dan mengambil foto selfie bersama saya,” ungkap Thunberg.

Tentara Zionis juga mengejeknya dengan kata-kata kasar dalam bahasa Swedia, seperti ‘Lilla hora’ (perempuan kecil) dan ‘Hora Greta’, seolah merendahkan simbol perlawanan muda dunia itu.

Air Jadi Senjata Penyiksaan

Thunberg menuturkan salah satu bentuk siksaan paling kejam justru tampak sederhana, air. Dia dan aktivis lain dibiarkan haus di bawah panas ekstrem, sementara para penjaga berjalan di depan jeruji dengan botol air di tangan.

“Di sana sangat panas. Kami terus memohon, ‘bolehkah kami minta air?’ Tapi mereka hanya tertawa. Akhirnya kami berteriak. Mereka lalu berjalan sambil mengangkat botol air di depan kami,” katanya, menggambarkan penderitaan psikologis yang dialami. Bahkan ketika air diberikan, beberapa tahanan hanya mendapat air keran kotor berwarna coklat yang membuat mereka sakit.

Kekerasan Sistematis

Thunberg juga menyaksikan bagaimana pasukan Israel memperlakukan tahanan Palestina. Dia melijat jejak-jejak kekerasan di dalam penjara, lubang peluru di dinding, noda darah, serta pesan-pesan yang diukir oleh tahanan Palestina sebagai bentuk keputusasaan dan perlawanan.

Pengalaman kelam ini membuat Thunberg mengalihkan fokus advokasinya. Setelah gencatan senjata Gaza, misi Global Sumud Flotilla kini berfokus pada pembebasan ribuan tahanan Palestina, termasuk anak-anak yang ditahan tanpa pengadilan.

“Ini bukan tentang saya. Ada ribuan warga Palestina yang hidup dalam ketakutan, ratusan di antaranya anak-anak. Mereka disiksa dan dilupakan dunia,” kata Thunberg.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut