Dituduh Jelekkan Jet Tempur Rafale gegara Perang India-Pakistan, China: Fitnah!
BEIJING, iNews.id - China membantah tuduhan pejabat militer dan intelijen Prancis bahwa kedutaan besarnya di beberapa negara menyebarkan narasi yang menjelekkan jet tempur Rafale terkait perang India-Pakistan pada Mei lalu.
Angkatan Udara Pakistan mengklaim berhasil menembak jatuh empat jet tempur Rafale India dalam pertempuran udara sengit, menggunakan pesawat J-10C buatan China.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) China menegaskan tuduhan Prancis bahwa para diplomatnya di beberapa negara merusak reputasi Rafale adalah rumor dan fitnah.
"Tuduhan yang terkait adalah rumor dan fitnah yang tidak berdasar. China secara konsisten mempertahankan pendekatan bijaksana dan bertanggung jawab terhadap ekspor militer, memainkan peran konstruktif dalam perdamaian dan stabilitas regional dan global," bunyi pernyataan Kemhan China, seperti dikutip dari Associated Press, Senin (7/7/2025).
Produsen Rafale, Dassault Aviation, telah menjual 533 unit Rafale ke seluruh dunia, termasuk 323 ke Mesir, India, Qatar, Yunani, Kroasia, Uni Emirat Arab, Serbia, dan Indonesia. Indonesia telah memesan 42 pesawat dan sedang mempertimbangkan untuk membeli lebih banyak lagi.
Sebelumnya pejabat militer dan intelijen Prancis menyebut China menyebarkan informasi melalui duta besarnya di banyak negara, termasuk Indonesia, untuk menjelekkan performas jet tempur Rafale.
AP, mengutip keterangan sumber pejabat Prancis, melaporkan China berupaya merusak reputasi yang tujuannya memengaruhi penjualan jet tempur andalan Prancis tersebut.
Menurut pejabat itu, Kedutaan Besar (Kedubes) China membujuk negara-negara yang telah memesan jet tempur, terutama Indonesia, untuk membatalkan pembelian lalu mengalihkan pilihan ke jet tempur buatan China.
Menurut AP, temuan tersebut dibagikan oleh seorang pejabat militer Prancis yang tidak disebutkan identitasnya.
Dinas intelijen Prancis menyatakan atase pertahanan Kedubes China menyuarakan narasi dalam pertemuan dengan pejabat keamanan dan pertahanan dari negara lain, dengan alasan bahwa jet Rafale India berkinerja buruk sembari mempromosikan pesawat buatan China.
Atase pertahanan memfokuskan lobi kepada negara-negara yang telah memesan Rafale serta pelanggan potensial lainnya yang sedang mempertimbangkan pembelian.
Pejabat Prancis mendapat informasi pertemuan tersebut dari negara-negara yang didekati.
Editor: Anton Suhartono