Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral, Dokter Ngamuk Pukuli Pasien di Ruang Perawatan
Advertisement . Scroll to see content

Dokter China yang Pernah Diancam Terkait Virus Korona, kini Dipuji sebagai Pahlawan

Kamis, 06 Februari 2020 - 14:50:00 WIB
Dokter China yang Pernah Diancam Terkait Virus Korona, kini Dipuji sebagai Pahlawan
Dr Li mengunggah fotonya sendiri sedang dirawat di rumah sakit pada 31 Januari - seharis sebelum didiagnosa terinfeksi virus korona. (FOTO: WEIBO)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Awal Januari lalu, pihak berwenang di Kota Wuhan, China, mencoba menutupi berita tentang virus korona. Ketika itu, seorang dokter mencoba memperingatkan dokter lain soal kemungkinan wabah, lalu polisi mendatangi dan menghentikannya.

Sebulan kemudian, dia dianggap pahlawan, sesudah sang dokter menceritakan kisahnya dari tempat tidur rumah sakit.

"Halo semua. Ini Li Wenliang, dokter mata dari Rumah Sakit Pusat Wuhan," katanya, dalam satu unggahan, seperti dilaporkan BBC, Kamis (6/2/2020).

Dr Li bekerja di pusat wabah pada Desember lalu, ketika dia memperhatikan tujuh kasus virus yang dianggap mirip dengan SARS, yang mewabah pada 2003.

Kasus-kasus ini diduga berasal dari pasar makanan laut Huanan di Wuhan dan pasien-pasiennya dikarantina di rumah sakit.

Pada 30 Desember, dia mengirim pesan di grup obrolan sesama dokter dan memperingatkan mengenai wabah ini dan menyarankan mereka memakai pakaian pelindung untuk mencegah infeksi.

Saat itu, Dr Li dan kebanyakan rekannya tidak tahu bahwa penyakit itu berasal dari virus korona baru.

Dituduh membuat komentar palsu

Lalu empat hari kemudian, dia dikunjungi oleh petugas dari Biro Keamanan Umum yang memintanya untuk menandatangani sepucuk surat.

Dalam surat itu, dia dituduh telah membuat komentar palsu yang bersifat sangat mengganggu ketertiban umum.

"Dengan sungguh-sungguh, kami memperingatkan Anda: Jika Anda tetap keras kepala dengan kelancangan Anda dan meneruskan kegiatan ilegal ini, Anda akan diproses secara hukum. Apakah Anda paham?" demikian isi surat itu.

Di bagian bawah ada tulisan tangan Dr Li: "Ya, saya paham."

Diam merupakan satu dari delapan orang yang diselidiki oleh polisi karena dianggap menyebarkan desas-desus.

Pada akhir Januari, Dr Li menerbitkan salinan surat itu di media sosial Weibo dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Saat itu pemerintah setempat sudah meminta maaf kepadanya, tetapi terlambat.

Dalam beberapa pekan di Januari, para pejabat di Wuhan berkeras bahwa penularan hanya terjadi pada orang yang melakukan kontak dengan hewan yang tertular.

Tak ada panduan diterbitkan untuk melindungi dokter yang merawat.

Namun sepekan sesudah kunjungan polisi, Dr Li merawat seorang perempuan yang menderita glaukoma. Dia tak tahu bahwa pasiennya itu terinfeksi virus korona.

Dalam unggahannya di Weibo, dia menggambarkan bahwa pada 10 Januari dia mulai batuk-batuk. Di hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dirawat di rumah sakit.

Kedua orangtuanya juga sakit dan dirawat.

Baru 10 hari kemudian pada 20 Januari, China mengumumkan keadaan darurat akibat wabah.

Dr Li mengatakan dia menjalani tes beberapa kali untuk virus korona dan semuanya negatif.

Pada 30 Januari, dia mengunggah lagi: "Hari ini, tes asam nukleus hasilnya positif. Akhirnya ada kejelasan."

Dia menambahkan unggahannya dengan emoji anjing yang matanya mendelik dan lidah menjulur.

Unggahan itu segera mendapat ribuan komentar dukungan.

"Dr Li Wenliang adalah seorang pahlawan," kata seorang pengguna, sembari khawatir terhadap perlakukan terhadap Dr Li dari negaranya sendiri.

"Di masa depan, bisa jadi dokter akan takut untuk menyatakan peringatan dini ketika mereka melihat tanda-tanda penyakit menular."

"Kesehatan publik membutuhkan puluhan juta orang seperti Li Wenliang," ujar salah satu warganet.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut