Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut 30.000 Orang di Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia
Advertisement . Scroll to see content

Donald Trump Ungkap Momen saat Penembakan: Saya Seharusnya Sudah Meninggal!

Senin, 15 Juli 2024 - 13:34:00 WIB
Donald Trump Ungkap Momen saat Penembakan: Saya Seharusnya Sudah Meninggal!
Donald Trump menyebut seharusnya sudah meninggal akibat penembakan saat kampanye Pilpres AS 2024 di Pennsilyania (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Donald Trump mengungkapkan rasa syukur masih hidup setelah peristiwa mengerikan yang dialaminya, Sabtu (13/7/2024). Pernyataan itu disampaikan berdasarkan komentar dokter yang melihat luka dialami sang mantan presiden.

Thomas Matthew Crooks (20) menembak Trump dari jarak sekitar 150 meter saat kampanye Pilpres AS 2024 di Butler, Pennsylvania. Trump menderita luka ringan di telinga kanan akibat insiden tersebut.

Dalam wawancara dengan The Post Sunday di pesawat pribadinya, Trump mengungkap peristiwa itu sebagai pengalaman sangat nyata yang hampir mengakhiri hidupnya. Wawancara itu dilakukan dalam penerbangan menuju Milwaukee, Wisconsin, Minggu (14/7/2024) waktu setempat. Trump akan menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik yang meresmikan pencalonannya dalam Pilpres AS 2024.

“Dokter di rumah sakit mengatakan belum pernah melihat hal seperti ini. Dia menyebutnya sebuah keajaiban,” kata Trump, sambil mengenakan perban putih yang menutupi telinga kanan, seperti dilaporkan kembali New York Post, Senin (15/7/2024).

“Saya seharusnya tak berada di sini. Saya seharusnya sudah meninggal. Saya seharusnya sudah meninggal,” ujarnya, menegaskan.

Trump mengisahkan momen saat penembakan terjadi. Saat itu dia menoleh ke kanan untuk membaca prompter yang menyajikan teks pidato. Presiden ke-45 AS itu berbicara mengenai data imigran ilegal kepada para pendukungnya. Pada momen itulah peluru merobek sebagian kecil telinganya hingga memercikkan darah ke dahi dan pipi. Kondisinya mungkin akan berbeda jika dia melihat ke depan.

Trump melanjutkan, saat para agen Dinas Rahasia membawanya turun dari panggung, dia sebenarnya masih ingin melanjutkan pidato. Namun para agen mengatakan kondisinya tidak aman dan mereka harus membawanya ke rumah sakit.

Sementara itu Crooks diketahui sebagai anggota Partai Republik berdasarkan catatan kartu pemilih. Petugas Biro Penyelidikan Federal (FBI), lembaga yang memimpin penyelidikan kasus ini, masih berupaya untuk mengungkap misteri dari motif penembakan.

Crooks diketahui tak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Senapan AR yang digunakan saat beraksi juga diperoleh secara legal, yakni milik ayahnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut