Dongkolnya Iran atas Rencana AS Uji Coba Nuklir, Singgung Serangan 22 Juni
Namun, bagi Iran, tudingan AS terhadap Rusia hanyalah dalih politik untuk membenarkan ambisi nuklir Washington.
“Negara yang pernah menggunakan bom atom terhadap warga sipil, kini justru ingin mengulang kesalahan sejarahnya,” tulis salah satu editorial di surat kabar pemerintah Iran, Kayhan.
Ketegangan antara Teheran dan Washington memang memuncak sejak serangan 22 Juni. Iran menganggap aksi tersebut sebagai tindakan agresi sepihak, sementara AS menuduh Iran terus memperkaya uranium di luar batas kesepakatan nuklir 2015.
Para pengamat menilai pernyataan Araghchi kali ini bukan sekadar reaksi emosional, melainkan peringatan politik keras kepada Washington dan sekutunya.
“Bagi Iran, uji coba nuklir AS bukan sekadar ancaman global, tapi penghinaan langsung. Mereka diserang tanpa dasar hukum, lalu pelaku serangan justru pamer kekuatan nuklir,” kata analis Timur Tengah Hassan Al Faridi, kepada Al Jazeera.
Editor: Anton Suhartono