WASHINGTON, iNews.id - Insiden jatuhnya drone (UAV) pengintai Amerika Serikat (AS) MQ-9 ke Laut Hitam memicu ketegangan lebih dalam dengan Rusia. AS menuduh Rusia sebagai biang kerok jatuhnya drone mata-mata itu akibat diganggu jet tempur Sukhoi Su-27.
Rusia dengan tegas membantah keterlibatan jet tempurnya dalam insiden pada Selasa (14/3/2023) tersebut.
Duta Besar (Dubes) Rusia di Washington DC Anatoly Antonov balik menuduh AS sengaja memprovokasi dengan mengirim drone tersebut yakni menuju wilayahnya.
“UAV AS dengan sengaja dan provokatif terbang menuju wilayah Rusia dengan mematikan transponder,” kata Antonov, dalam pernyataan melalui situs web kedubes, Rabu (15/3/2023).
"Kami menganggap insiden ini sebagai provokasi," kata Antonov, dalam pernyataan terpisah, setelah dipanggil Departemen Luar Negeri (Deplu) AS.
Aktivitas militer MQ-9 di dekat perbatasan Rusia, lanjut Antonov tak bisa diterima karena menimbulkan kekhawatiran.
"Mereka mengumpulkan (data) intelijen yang kemudian digunakan oleh rezim Kiev untuk menyerang angkatan bersenjata dan wilayah kami," ujarnya.
Sebelumnya Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menyatakan, drone pengintai MQ-9 jatuh ke Laut Hitam setelah baling-balingnya diganggu jet tempur Su-27 Rusia.
Itu merupakan insiden langsung pertama antara Rusia dan AS sejak invasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Rusia membantah sengaja mengganggu drone yang terbang di wilayah udara internasional itu. Disebutkan drone yang sudah dalam pemantauan Angkatan Udara Rusia itu jatuh setelah melakukan manuver tajam.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News