MOSKOW, iNews.id – Drone Lancet Rusia menjadi masalah baru yang dihadapi Ukraina dalam pertempuran yang melibatkan militer kedua negara. Senjata itu terbukti membuat pasukan Kiev kerepotan.
Reuters melansir, drone bunuh diri Lancet terbilang murah untuk diproduksi dan telah terbukti mampu menghancurkan peralatan militer Ukraina yang berharga hasil sumbangan Barat. Hal tersebut menambah kesulitan bagi Kiev dalam melakukan serangan balasan mereka—yang berjalan lambat dan melelahkan—terhadap Rusia.
Apa Yang Akan Terjadi jika AS Menyerang Venezuela?
Eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport, melihat adanya peningkatan permintaan yang tinggi di luar negeri terhadap senjata yang disebut “amunisi berkeliaran” buatan Rusia, termasuk drone Lancet. Akan tetapi drone tersebut untuk saat ini tidak dapat diekspor ke mancanegara. Apa pasal?
“Lancet juga mendapat banyak perhatian di pasar luar negeri, namun tidak dipasok ke luar negeri karena kebutuhan Angkatan Bersenjata Rusia yang tinggi,” ungkap Kepala Rosoboronexport, Alexander Mikheyev, kepada kantor berita TASS di sela-sela Dubai Airshow di Uni Emirat Arab (UEA).
Permintaan Senjata Rusia di Luar Negeri Tak Berkurang, meski Sanksi Barat Bertubi-tubi
Selain itu, kata dia, sekarang ini belum ada dokumentasi izin ekspor, sehingga drone bunuh diri itu tidak dapat dikirim ke luar negei.
“(Amunisi-amunisi itu) telah membuktikan dirinya sangat baik dalam operasi tempur sesungguhnya,” ujarnya.
Putin Bertemu Para Petinggi Militer Rusia, Bahas Perang Ukraina sambil Lihat Senjata Baru
Lancet diproduksi oleh ZALA Aero Group, anak perusahaan raksasa senjata Rusia, Kalashnikov Concern. Drone kamikaze itu memiliki jangkauan lebih dari 40 km. Pada Mei lalu, Kalashnikov mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan produksi drone itu beberapa kali lipat pada tahun ini. Akan tetapi, perusahaan itu tidak memberikan angka pastinya.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku