Dua Pesawat Pengebom B-52 AS Terbang di Teluk Persia, Gertak Iran Lagi
Komandan pasukan elite Garda Revolusi itu terbunuh dalam serangan drone AS di bandara Baghdad, Irak, pada Januari lalu. Lima hari setelah pembunuhan, Iran membalas dengan menghujani pangkalan militer AS di Irak dengan rudal balistik, menyebabkan sekitar 100 tentara AS mengalami cedera gegar otak.
Selain itu AS khawatir dengan serangan roket ke kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad yang diduga kuat dilakukan oleh milisi yang didukung Iran.
Tidak ada yang tewas dalam serangan itu namun jumlah roket yang ditembakkan cukup banyak, yakni 21. Sembilan di antaranya mendarat di kompleks kedubes. Beberapa hari kemudian, Trump mengatakan dalam cuitan Iran bertanggung jawab atas serangan itu.
"Tebak dari mana asalnya, Iran. Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap warga AS di Irak. Beberapa nasihat kesehatan yang ramah untuk Iran, jika satu warga AS saja terbunuh, saya akan meminta pertanggungjawaban Iran. Pikirkan itu," kata Trump.
Sehari kemudian Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif merespons ancaman Trump itu bahwa negaranya siap dengan segala kemungkinan.
"Trump akan memikul tanggung jawab penuh atas setiap perbuatannya," kata Zarif.
Editor: Anton Suhartono