Fantastis, 9 Negara Ini Habiskan Rp1.200 Triliun untuk Senjata Nuklir dalam Setahun
Laporan tersebut juga mempertanyakan mengapa dan bagaimana sembilan negara itu bisa menghabiskan begitu banyak uang untuk senjata nuklir di tengah deraan berbagai permasalahan global seperti kekurangan pangan dan energi.
ICAN sampai pada kesimpulan bahwa dorongan terbesar pengeluaran senjata nuklir bukan pada masalah keamanan yang pelik, melainkan bisnis.
Disebutkan beberapa kontraktor militer AS tertentu diduga meraup banyak untung dari kontrak senjata nuklir. Perusahaan-perusahaan tersebut diduga juga menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk membayar jasa pelobi dan mendanai think tank guna meyakinkan para politisi untuk membelanjakan lebih banyak uang negara untuk senjata pemusnah massal.
“Perusahaan-perusahaan itu kemudian berbalik dan menghabiskan 117 juta dolar untuk melobi pembuat keputusan agar menghabiskan lebih banyak uang untuk pertahanan. Mereka juga menghabiskan hingga 10 juta dolar untuk mendanai banyak think tank yang meneliti dan menulis tentang solusi kebijakan tentang senjata nuklir,” bunyi laporan.
Hal yang mengejutkan, laporan mengungkap, semua pengeluaran itu tidak diarahkan untuk mencegah konflik dan ketegangan geopolitik di Eropa baru-baru ini.
“Kami mendapat informasi, miliaran yang diinvestasikan untuk ribuan senjata pemusnah massal yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia berkali-kali lipat adalah harga yang harus dibayar untuk perdamaian di Eropa. Sebaliknya, miliaran itu masuk ke kantong orang-orang kuat yang mendapat untung dari produksi senjata pemusnah massal,” demikian isi laporan.