Fasilitas Minyak Diserang, Saudi Buka Kemungkinan Gunakan Kekuatan Militer ke Iran
NEW YORK, iNews.id - Arab Saudi membuka peluang menggunakan pendekatan militer terkait serangan atas dua fasilitas minyak Aramco pada 14 September lalu. Iran dituduh sebagai pelaku serangan menggunakan drone dan rudal penjelajah itu, meski dibantah.
Menteri Urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir mengatakan, semua opsi untuk merespons serangan ini sangat mungkin dilakukan, termasuk pengerahan militer. Apalagi Saudi mendapat dukungan dari Barat.
"Semua orang berusaha untuk menghindari perang dan semua orang berusaha untuk menghindari eskalasi. Jadi kami akan melihat semua opsi yang tersedia. Kami akan membuat keputusan pada waktu yang tepat," kata Jubeir di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-74 di New York, seperti dikutip dari BBC, Kamis (26/9/2019).
Tuduhan keterlibatan Iran dalam serangan yang memaksa pemangkasan produksi minyak Saudi hingga setengah ini pertama kali disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Setelah itu intelijen AS merilis gambar satelit bukti bahwa arah serangan datang dari Irak atau Iran dengan melewati wilayah udara Kuwait, bukan dari Yaman sebagaimana diklaim pemberontak Houthi.
Pada Rabu, Pompeo mengatakan bahwa AS menginginkan resolusi damai dengan Iran.
"Pada akhirnya, bergantung pada Iran untuk membuat keputusan, apakah mereka memilih kekerasan dan kebencian," ujarnya.