Foto-Foto Wukuf di Arafah, Suhu 43 Derajat Celsius Tak Surutkan Jemaah Naik Jabal Rahmah
JAKARTA, iNews.id - Foto-foto Wukuf di Arafah, Arab Saudi, mungkin bisa menambah kerinduan Muslim yang belum berkesempatan menunaikan haji tahun ini terhadap Tanah Suci. Lebih dari 2 juta umat Islam, termasuk 1,65 juta dari luar Arab Saudi, melaksanakan puncak haji yakni Wukuf di Arafah, Selasa (27/6/2023).
Ini merupakan tahun pertama Saudi menggelar ibadah haji secara penuh setelah menerapkan pembatasan dari 2020-2022 akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah Arab Saudi menetapkan 10 Dzulhjjah atau Idul Adha 1444 H pada Rabu (28/6/2023) sehingga Wukuf jatuh sehari sebelumnya. Ini berbeda dengan penetapan Idul Adha di Indonesia serta negara Asia Tenggara pada umumnya yakni pada Kamis (29/6/2023).
Berdasarkan foto-foto Wukuf di Arafah, tempat suci berjarak sekitar 19 km dari Makkah itu sudah dipadati jemaah sejak Selasa pagi. Ada yang tiba dari Mina, sebagian datang langsung dari Makkah, menggunakan bus, kereta, maupun kendaraan pribadi.
Wukuf dimulai dengan khotbah Arafah yang tahun ini disampaikan anggota Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi, Syekh Yusuf bin Muhammad bin Saeed di Masjid Namira. Bangunan masjid berdiri di lahan seluas 110.000 meter persegi serta memiliki halaman seluas 8.000 meter persegi.
Jemaah lainnya ada yang mendaki Jabal Rahmah untuk berzikir dan berdoa. Pelaksanaan haji tahun ini, jemaah menghadapi suhu terik yang menembus 43 derajat Celsius, berdasarkan data otoritas meteorologi nasional Saudi.
Meski demikian panas terik tak menyurutkan upaya jemaah untuk menaiki Jabal Rahmah untuk memanjatkan doa.
Otoritas Saudi mengerahkan segala sumber daya dan untuk melancarkan pelaksanaan Wukuf di Arafah. Pasukan keamanan berjaga di sepanjang jalan yang dilalui jemaah dan tempat-tempat keramaian.
Tim medis dan relawan juga mendampingi jemaah memberikan bantuan medis dan air minum.
Jemaah diimbau untuk menggunakan payung untuk mengurangi efek panas sengatan matahari ke tubuh.
Prosesi Wukuf berakhir begitu matahari tenggelam atau Magrib.
Editor: Anton Suhartono