Gawat, Calon Presiden Prancis Marine Le Pen Akan Larang Jilbab jika Terpilih
PARIS, iNews.id - Kebijakan soal penggunaan jilbab menjadi salah satu isu menarik dalam pemilihan presiden (pilpres) Prancis. Kandidat sayap kanan Marine Le Pen menegaskan akan melarang penggunaan jilbab di tempat umum jika memenangkan pilpres atas pesaingnya, Emmanuel Macron.
Muslim Prancis, diperkirakan sekitar 6 juta orang, merupakan kelompok minoritas. Meski demikian isu seputar Muslim, seperti penggunaan jilbab, selalu menjadi perdebatan menarik para kandidat dalam pilpres, termasuk tahun ini. Masyarakat Prancis bersiap menghadapi pilpres putaran kedua pada 24 April mendatang.
Bahkan isu ini tak kalah menarik dalam materi debat para kandidat. Bisa dibilang perbincangan seputar Muslim setara dengan isu penting lainnya, seperti penentuan usia pensiun, meningkatkan daya beli masyarakat, perang Ukraina, pemotongan pajak untuk energi dan bahan bakar, kesehatan, dan keamanan.
Le Pen menjadikan jilbab sebagai bagian dari manifesto politik dan berjanji untuk melarangnya di tempat umum jika memenangkan pilpres. Cadar atau burqa sudah lebih dulu dilarang di Prancis.
Namun Macron tak memasukkan simbol-simbol Islam dalam program pemilunya. Sebagai petahana, Macron tampaknya sadar betul isu ini sangat sensitif untuk diangkat dalam pilpres. Bagaimanapun suara dari kalangan Muslim masih cukup besar untuk diraup.
Pada Jumat kemarin, para kandidat ditanya oleh perempuan berjilbab tentang kebijakan masing-masing tentang penggunaan busana Muslimah. Le Pen tetap mempertahankan kebijakannya yakni melarang. Di sebuah pasar di Pertuis, wilayah Provence-Alpes-Cote d'Azur, Le Pen ditanya seorang perempuan berjilbab mengenai isu itu.