Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mengapa Amerika Serikat Ingin Rebut Minyak Venezuela?
Advertisement . Scroll to see content

Gereja di Louisiana Tetap Kumpulkan Jemaat, Langgar Imbauan Gubernur soal Corona

Selasa, 07 April 2020 - 05:05:00 WIB
Gereja di Louisiana Tetap Kumpulkan Jemaat, Langgar Imbauan Gubernur soal Corona
Gereja Tabernakel di Louisiana, AS, tetap mengumpulkan jemaat di tengah wabah virus corona (Covid-19), akhir pekan lalu. (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

BATON ROUGE, iNews.id – Pastor Tony Spell, pimpinan Gereja Tabernakel di dekat Kota Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat, berkukuh menggelar pelayanan pada Minggu (5/4/2020) kemarin. Dia menentang imbauan pemerintah agar semua warga berdiam di rumah demi menghindari penularan virus corona (Covid-19).

Sekitar tiga pekan lalu, Gubernur Negara Bagian Louisiana, John Bel Edwards, telah mengeluarkan larangan berkumpul yang melibatkan 10 orang atau lebih. Bagaimanapun, Spell, yang sempat ditangkap pekan lalu karena aksi serupa, kembali menunjukkan keyakinannya untuk tetap menggelar ibadat dan mengumpulkan orang-orang di gerejanya.

“Tidak ada yang perlu ditakutkan kecuali ketakutan itu sendiri,” demikian dia berkhotbah di hadapan pengikutnya, dikutip kembali dari Reuters, Senin (6/4/2020).

“Mereka (jemaat) lebih baik datang ke gereja yang beribadat selayaknya orang yang merdeka, dibandingkan harus hidup seperti tahanan di dalam rumah,” kata Spell kepada wartawan.

Di wilayah Louisiana, tercatat ada sejumlah 13.000 kasus infeksi virus corona dan sebanyak 477 pasien yang terpapar virus itu meninggal dunia per Minggu (5/4/2020) lalu.

Namun, ratusan jemaat tetap berkumpul di gereja tersebut, kebanyakan tiba dengan total 26 bus yang sengaja dikirimkan untuk menjemput mereka. Mereka, kecuali keluarga dekat, saling menjaga jarak paling tidak dua meter, menurut kuasa hukum sang pastor, Joe Long.

Long menilai peraturan gubernur Louisiana yang dikeluarkan pada 22 Maret soal swakarantina di rumah telah melanggar hak konstitusional AS atas kebebasan beragama dan berkumpul dengan aman dan tenang. Dia menambahkan, 16 negara bagian lain mengecualikan kegiatan keagamaan dalam peraturan karantina mereka.

“Kami yakin bahwa gubernur keliru. Dan kami akan membuktikannya di pengadilan,” kata Long yang saat ini tengah menyiapkan tuntutan hukum terhadap gubernur.

Salah seorang jemaat yang mendatangi pelayanan gereja, Tim Hampton, mengaku menjalankan pesan Spell, pastornya. “Saya tidak takut dengan virus ini. Kalau waktu saya tiba, ya pasti akan terjadi,” ucap dia.

Namun, seorang warga yang tinggal di lingkungan sekitar gereja, Bobbye McInnis, justru berpendapat bahwa menggelar pelayanan keagamaan dalam situasi pandemi ini “sangat konyol”. “Mereka (pihak gereja, red) hanya ketakutan tidak akan punya cukup uang dalam kantong sumbangan,” ujar McInnis.

Sejumlah umat Katolik lainnya di AS juga menentang aturan berdiam di rumah, dengan memperingati Minggu sebelum Paskah di gereja. Padahal, perintah berdiam di rumah sejatinya bertujuan untuk menahan penyebaran Covid-19, sehingga warga diminta menghindari perkumpulan yang berpotensi menjadi tempat penularan wabah mematikan itu.

Di luar itu, banyak juga gereja di AS memilih untuk menggelar ibadat secara daring melalui siaran video di media sosial, seperti Zoom.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut