Gereja Tertua di Gaza Tempat Mengungsi Ratusan Orang Dibom Israel, 8 Orang Tewas
Sebelum serangan terjadi Al Jazeera juga mewawancarai pengungsi di gereja tersebut, Walaa Sobeh. Dia dan keluarganya mengungsi ke gereja tersebut karena rumah mereka hancur dibombardir Israel.
Sejak pertempuran pecah pada 7 Oktober, gereja tersebut sudah menjadi tempat pengungsian bagi ratusan orang, bukan hanya bagi penduduk Gaza yang beragama Kristen tapi juga Muslim.
Sobeh sempat menghubungi kerabatnya yang berada di Gaza utara untuk mengungsi ke gereja tersebut.
Saint Porphyrius merupakan gereja Ortodoks Yunani yang tumbuh di lingkungan kelompok Muslim. Selama puluhan tahun kehadiran mereka bisa diterima, bahkan saling membantu jika terjadi perang antara para pejuang di Gaza dengan Israel.
Saat Islamofobia marak di banyak negara pasca-serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, Gereja Ortodoks Yunani ini tetap setia bersama para pejuang.
“Kami di sini menjalani siang hari, tidak yakin apakah bisa bertahan sampai malam. Namun yang meringankan penderitaan kami adalah semangat rendah hati dan kehangatan dari semua orang di sekitar kami,” kata Sobeh.
Dia mendapat dukungan sangat besar dari para pendeta dan orang-orang lain di gereja yang secara sukarela, tanpa kenal lelah, sepanjang waktu membantu keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal.
Editor: Anton Suhartono