Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BMKG Ingatkan Hujan Ekstrem Desember-Januari: Waspadai Banjir dan Longsor
Advertisement . Scroll to see content

Gurun Sahara Banjir Imbas Perubahan Iklim, Danau Kering dalam 50 Tahun Terisi Air

Minggu, 13 Oktober 2024 - 14:29:00 WIB
Gurun Sahara Banjir Imbas Perubahan Iklim, Danau Kering dalam 50 Tahun Terisi Air
Curah hujan yang tinggi melebihi rata-rata tahunan di sejumlah wilayah Maroko bagian tenggara berdampak terhadap Gurun Sahara dan danau sekitarnya. (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

ZAGORA, iNews.id - Curah hujan yang tinggi melebihi rata-rata tahunan di sejumlah wilayah Maroko bagian tenggara berdampak terhadap Gurun Sahara dan danau sekitarnya. Hujan lebih dari setahun yang turun dalam dua hari mengisi danau yang telah kering selama beberapa dekade.

Maroko tenggara, wilayah yang dikenal kekeringan ekstrem, mengalami hujan dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tagounite, sebuah desa yang terletak sekitar 450 kilometer selatan ibu kota Maroko, Rabat, mencatat lebih dari 100 milimeter hujan hanya dalam 24 jam. 

Jumlah ini jauh melebihi rata-rata tahunan untuk wilayah tersebut, yang biasanya menerima kurang dari 250 milimeter setiap tahun. Hujan deras telah membanjiri daerah berpasir, membentuk genangan air dan laguna.

Sebuah oasis di sebuah danau akibat hujan lebat di kota gurun Merzouga, dekat Rachidia, Maroko tenggara. (Foto: AP)
Sebuah oasis di sebuah danau akibat hujan lebat di kota gurun Merzouga, dekat Rachidia, Maroko tenggara. (Foto: AP)

Melansir The Guardian, citra satelit dari NASA menunjukkan Danau Iriqui, dasar danau antara Zagora dan Tata yang telah kering selama 50 tahun kini sedang terisi.

"Sudah 30 hingga 50 tahun sejak terakhir kali kita mengalami hujan sebanyak ini dalam waktu yang singkat," ucap pejabat badan meteorologi Maroko, Houssine Youabeb kepada Associated Press dikutip, Minggu (13/10/2024).

Dia menambahkan, fenomena curah hujan ini disebut sebagai badai ekstratropis, di mana dapat mengubah kondisi cuaca di wilayah tersebut dalam beberapa bulan dan tahun mendatang. 

"Karena udara mengandung lebih banyak uap air, hal itu mendorong penguapan dan memicu lebih banyak badai," kata Youabeb. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut