Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Ingin Rebut Minyak, Venezuela: Mimpi!
Advertisement . Scroll to see content

Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata Trump Meragukan

Jumat, 03 Oktober 2025 - 08:05:00 WIB
Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata Trump Meragukan
Hamas masih mengkaji proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Donald Trump (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

GAZA, iNews.id - Hamas tengah mengkaji secara serius proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza. Namun, kelompok perlawanan Palestina itu menegaskan masih menyimpan banyak keraguan terhadap isi rencana tersebut.

Pejabat senior Hamas, Mohammed Nazzal, mengatakan pihaknya telah melakukan pembahasan internal maupun konsultasi dengan berbagai faksi perlawanan, tokoh independen, serta mediator. 

“Hamas sedang membahas rencana tersebut dengan serius, terlepas dari banyaknya keraguan yang kami miliki,” ujarnya kepada Al Jazeera, dikutip Jumat (3/10/2025).

Menurut Nazzal, Hamas tetap berkomitmen mencari kesepahaman yang menguntungkan rakyat Palestina, namun menolak adanya tekanan batas waktu atau ancaman dari pihak manapun. 

“Respons akhir akan mempertimbangkan kepentingan rakyat Palestina serta konstanta strategis perjuangan Palestina,” ujarnya.

Trump sebelumnya merilis 20 poin rencana perdamaian Gaza dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 29 September lalu. Proposal tersebut antara lain mencakup gencatan senjata penuh, pembentukan pemerintahan transisi Gaza yang diawasi badan internasional baru, hingga program rekonstruksi wilayah yang porak-poranda akibat perang.

Salah satu poin paling kontroversial adalah pembentukan Dewan Perdamaian Gaza yang dipimpin Trump serta menunjuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair sebagai pemimpin transisi wilayah kantong tersebut. 

Selain itu, Trump mensyaratkan Hamas membebaskan seluruh sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan ditandatangani. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ribuan tahanan Palestina dari penjara.

Meski Trump memberikan waktu 3 hingga 4 hari untuk merespons, Hamas menegaskan tidak ingin dipaksa membuat keputusan terburu-buru. Keraguan Hamas mungkin menyangkut skema pengawasan internasional serta jaminan terhadap hak-hak Palestina di masa depan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut