Hamas: Selama Berbulan-bulan Kami Berusaha Lindungi dan Rawat Para Tawanan Israel, tapi...
GAZA, iNews.id – Warga Israel yang ditawan oleh Hamas sejak 7 Oktober kini menderita banyak kerugian akibat serangan pasukan zionis yang tak pandang bulu di Jalur Gaza. Sandera yang tersisa itu kini hidup dalam kondisi yang sangat sulit.
Hal tersebut diungkapkan oleh sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, pada Jumat (16/2/2024). “Kerugian di antara mereka (para tawanan Israel) semakin besar, sementara sandera lainnya hidup dalam kondisi yang sangat sulit,” kata Juru Bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, dalam pesan audio yang dikutip Reuters tadi malam.
Dia menuturkan, Hamas telah berulang kali memperingatkan tentang bahaya yang dihadapi para tawanan akibat operasi militer Israel di Jalur Gaza. Namun, rezim zionis mengabaikan peringatan tersebut sehingga korban pun berjatuhan di kalangan para sandera Israel itu.
“Selama berbulan-bulan, kami berusaha melindungi dan merawat kehidupan para tawanan ini, karena tujuan utama kemanusiaan kami adalah membebaskan tawanan kami sendiri (orang-orang Palestina yang ditahan Israel—red) dan mewujudkan hak-hak sah rakyat kami,” ujar Abu Ubaida.
Para pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel Selatan pada 7 Oktober lalu dalam operasi yang disebut “Banjir al-Aqsa”. Sebanyak 1.200 penduduk Israel tewas dalam peristiwa itu. Hamas juga menculik sedikitnya 250 orang dari Israel dalam operasi tersebut dan membawa mereka ke Gaza.
Israel lalu melancarkan serangan balik ke Jalur Gaza dan menggempur wilayah kantong Palestina itu selama berbulan-bulan. Sampai kini, sudah lebih dari 28.000 warga Gaza gugur akibat serangan Israel.
Selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan pada akhir November, Hamas membebaskan lebih dari 100 tawanan Israel dan sandera asing. Sebagai gantinya, Israel juga membebaskan sekitar 240 tahanan Palestina.