Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rumania Borong 18 Jet Tempur F-16 Belanda Cuma Seharga Rp19.200, Ternyata Bukan untuk Perang
Advertisement . Scroll to see content

Hari Ini PM Belanda Pidato Meminta Maaf atas Perbudakan di Masa Penjajahan

Senin, 19 Desember 2022 - 17:17:00 WIB
Hari Ini PM Belanda Pidato Meminta Maaf atas Perbudakan di Masa Penjajahan
Mark Rutte akan menyampaikan pidato permintaan maaf terkait praktik perbudakan di masa penjajahan (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

DEN HAAG, iNews.id - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte akan menyampaikan pidato permintaan maaf atas peran negaranya dalam perbudakan di masa penjajahan. Sejarawan memperkirakan para pedagang Belanda mengirim 500.000 lebih warga Afrika untuk dijadikan budak di Amerika Serikat, Brasil, dan negara Karibia.

Banyak warga Belanda bangga dengan sejarah dan kehebatan angkatan laut negara itu di masa lalu, khususnya dalam mendukung perdagangan. Belanda mejelajahi banyak negara, hingga ke Asia, dengan dalih berdagang. Bersamaan dengan itu, Belanda menerapkan praktik perdagangan budak, yakni oleh Perusahaan Hindia Barat Belanda dan Perusahaan Hindia Timur Belanda, yang menjadi sumber utama kekayaan nasional.

Permintaan maaf tersebut juga disampaikan di tengah kecaman luas tentang praktik penjajahan masa lalu negara itu, termasuk desakan agar negara itu mengembalikan karya seni yang dijarah.

Permintaan maaf Rutte, kemungkinan disampaikan pada Senin sore waktu setempat, mendapat kritikan dari kelompok tertentu. Mereka berpandangan permintaan maaf itu seharusnya disampaikan Raja Willem-Alexander. Lokasinya pun bukan di Kota Den Haag, melainkan di bekas wilayah jajahan, Suriname, pada 1 Juli 2023. Tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan 160 tahun gerakan melenyapkan Belanda.

Roy Kaikusi Groenberg dari Yayasan Honor and Recovery Suriname, organisasi Afro-Suriname berbasis di Belanda, mengatakan Belanda tak mengajak para aktivis yang merupakan keturunan budak, berkonsultasi mengenai pidato permintaan maaf tersebut. 

Silveria Jacobs, perdana menteri Sint Maarten, negara di Karibia yang berada di bawah kekuasaan Belanda, mengatakan tidak akan menerima permintaan maaf tersebut karena tak diajak bicara lebih dulu.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut