Heboh Bintang di Bendera China Diganti Simbol Virus Korona
Pemimpin redaksi Jyllands-Posten Jacob Nybroe mengatakan, pihaknya tidak berniat mengejek kondisi di China melalui kartun ini serta menolak meminta maaf.
"Kami tidak bisa meminta maaf atas sesuatu yang kami pikir tidak salah. Kami tidak berniat merendahkan atau mengejek, kami juga tidak berpikir bahwa gambar itu mengejek," kata Nybroe, dikutip dari AFP, Rabu (29/1/2020).
"Sejauh yang saya bisa lihat, ini adalah bentuk pemahaman budaya," ujarnya, menambahkan.
Beberapa politisi Denmark mendukung Jyllands-Posten.
Perdana Menteri Mette Frederiksen, seperti diberitakan surat kabar Politiken, mengatakan, negaranya memiliki kebebasan berekspresi, juga berlaku untuk gambar.
Jylland-Posten juga pernah tersangkut kontroversi. Pada 2005, surat kabar ini menerbitkan beberapa kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, memicu unjuk rasa di beberapa negara mayoritas muslim.
Editor: Anton Suhartono