BOGOTA, iNews.id - Pemandangan horor tersaji di lembaga pemasyarakatan Kota Machala, Ekuador, pada akhir pekan lalu. Sebanyak 27 narapidana ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di sel.
Penyebab pasti peristiwa itu belum diketahui pasti, namun para pejabat menyebutnya sebagai "wabah mematikan", merujuk pada perang antar-geng di dalam lapas.
Pasukan Rusia Kepung 5.000 Tentara Ukraina di Kota Kupyansk
Lembaga pemerhati kasus perampasan hak-hak warga sipil Ekuador SNAI menyatakan, para korban mengalami asfiksia paksa, menyebabkan kematian langsung. Ini mengindikasikan para korban bukan melakukan bunuh diri, melainkan digantung paksa.
Metode ini sering digunakan dalam perselisihan geng di dalam penjara Ekuador.
Ekuador Mencekam setelah Bos Gangster Terkenal Sadis Kabur dari Penjara
Unit-unit elite kepolisian dikerahkan untuk memulihkan ketertiban, dan menahan tujuh orang untuk diadili.
Pembunuhan massal ini terjadi beberapa jam setelah bentrokan terpisah di hari yang sama, menewaskan empat napi, melukai 33 orang lainnya serta seorang polisi.
Gawat! Gembong Narkotika Berbahaya Kabur dari Penjara, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat
Menurut SNAI, penyebab aksi kekerasan terbaru di penjara terkait dengan reorganisasi menjelang pembukaan fasilitas keamanan maksimum yang dibangun di bawah pemerintahan Presiden Daniel Noboa.
Sistem penjara Ekuador menghadapi eskalasi kekerasan selama bertahun-tahun, didorong oleh geng-geng narkoba yang sangat berpengaruh.
Negara ini berada dalam konflik bersenjata sejak Januari 2024, setelah Presiden Noboa menugaskan militer untuk mengambil alih pengelolaan penjara-penjara.
Insiden Machala menyusul kerusuhan di Esmeraldas pada September 2025 yang menewaskan sedikitnya 17 narapidana dan bentrokan mematikan lainnya di fasilitas Machala yang sama hanya 3 hari sebelumnya yang menewaskan 14 orang.
Lebih dari 500 napi telah tewas di seluruh penjara Ekuador sejak 2021. Insiden paling mematikan terjadi tahun itu di Guayaquil, lebih dari 100 napi tewas dalam kerusuhan skala besar antargeng.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku