Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Anak-Anak Paling Rentan!
Advertisement . Scroll to see content

Ilmuwan Pastikan Pasien Covid-19 Bisa Terinfeksi Lagi, tapi Sangat Langka

Rabu, 14 Oktober 2020 - 13:18:00 WIB
Ilmuwan Pastikan Pasien Covid-19 Bisa Terinfeksi Lagi, tapi Sangat Langka
Mantan penderita Covid-19 masih mungkin terinfeksi lagi, namun kasus ini sangat langka (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Seseorang yang terinfeksi virus corona masih mungkin terpapar untuk kali kedua, namun kasus ini sangat langka.

Studi kasus yang diterbitkan Senin (12/10/2020), seorang pria berusia 25 tahun di Nevada, Amerika Serikat, memicu kekhawatiran para ilmuwan mengenai ancaman virus corona yang berulang. Kondisi pria yang tidak disebutkan identitiasnya itu justru lebih parah saat terinfeksi untuk kedua kalinya. Padahal, sistem kekebalan tubuh mantan pasien Covid-19 seharusnya bisa menangkal virus.

Namun para ilmuwan menegaskan kasus yang dialami pria Nevada itu sangat langka. Hingga saat ini lebih dari 38 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona dan hingga 12 Oktober, setidaknya lima orang yang terinfeksi kembali dengan kondisi lebih serius.

"Itu sangat kecil (kemungkinannya), seperti setetes air di ember, dibandingkan dengan jumlah kasus yang terjadi di seluruh dunia," kata ahli virus Universitas Columbia, Angela Rasmussen, dikutip dari The New York Times, Rabu (14/10/2020).

Dalam banyak kasus, serangan Covid-19 kedua seharusnya menimbulkan gejala lebih ringan atau bahkan tidak sama sekali. Namun kondisi ini tidak berlaku bagi pria Nevada serta pasien perempuan lainnya di Ekuador. Ada pula laporan seorang perempuan 89 tahun di Belanda meninggal dunia begitu terinfeksi untuk kali kedua. Bedanya, perempuan asal Belanda itu memiliki penyakit bawaan yang mengharuskannya menjalani kemoterapi.

Ahli imunologi Universitas Yale Akiko Iwasaki, saat mengomentari kasus pria Nevada, sebagaimana diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases, mengatakan, meskipun jarang terjadi, ini membuktikan infeksi berulang merupakan fakta yang tak dapat dihindari.

"Penting untuk dicatat bahwa ada orang yang tertular kembali dan dalam beberapa kasus penyakit Anda bertambah parah. Anda masih harus tetap memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial meskipun Anda sudah sembuh dari infeksi ini," kata Iwasaki.

Sejak laporan kasus pertama orang terinfeksi Covid-19 kembali, yakni di Hong Kong pada 24 Agustus, ada tiga kasus berikutnya yang dipublikasikan. Selain itu ada 20 kasus lainnya yang menunggu tinjauan ilmiah.

Namun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti seberapa banyak orang yang mengalami kondisi ini. Untuk mengonfirmasi kasus infeksi ulang, para ilmuwan harus mencari perbedaan signifikan pada gen dari dua virus corona yang menyebabkan kedua infeksi tersebut.

Sebagian besar orang yang terinfeksi kembali mungkin tidak terdeteksi. Contoh kasus pria di Hong Kong yang tidak menunjukkan gejala pada infeksi kedua. Kasusnya baru diketahui secara kebetulan saat dia menjalani pemeriksaan di bandara.

"Ada banyak orang yang juga akan terpapar tanpa gejala, yang tidak akan pernah kita dengar," kata ahli imunologi di University of Washington, Marion Pepper.

Infeksi Covid-19 kedua bisa terjadi karena beberapa alasan, yakni infeksi awal terlalu ringan untuk menghasilkan respons kekebalan atau karena sistem kekebalan tubuh terganggu oleh kondisi kesehatan lain.

"Ada beberapa orang yang tidak mengembangkan respons kekebalan yang baik terhadap patogen tertentu," kata ahli imunologi Fakultas Kedokteran Icahn, Florian Krammer.

"Apa penyebabnya? Kami tidak yakin, tapi biasanya jarang," ujarnya, menambahkan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut