Kebakaran Apartemen Hong Kong, Permainan Nakal Kontraktor Jadi Penyebab 151 Nyawa Melayang
HONG KONG, iNews.id - Tragedi kebakaran dahsyat yang meludeskan tujuh dari delapan menara apartemen Wang Fuk Court di Distrik Tai Po mulai menyeret fakta baru yang mengejutkan. Penyidikan awal mengarah pada dugaan adanya praktik curang dalam proyek renovasi besar-besaran di kompleks gedung 31 lantai tersebut.
Pihak berwenang Hong Kong mengungkap, jaring pengaman yang membungkus seluruh bagian luar gedung ternyata tidak memenuhi standar tahan api, meski seharusnya seluruh material dalam proyek renovasi besar wajib menggunakan bahan anti-api. Temuan itu membuat api menjalar dengan cepat ke seluruh lantai, bahkan menyambar menara apartemen lain yang berada di dekatnya.
Kontraktor Gunakan Jaring Campuran untuk Hindari Biaya Besar
Sekretaris Utama Hong Kong Eric Chan Kwok Ki menyebut, para kontraktor diduga menggunakan cara licik untuk menekan biaya. Mereka diketahui memasang jaring campuran, sebagian tahan api, sebagian tidak, terutama di area-area yang sulit dijangkau inspeksi.
“Sampel yang tidak memenuhi syarat ditemukan di tempat-tempat yang sulit dijangkau, di mana petugas pemadam kebakaran bahkan harus memanjat keluar untuk menjangkaunya,” kata Chan, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (2/12/2025).
Berdasarkan 20 sampel yang dikumpulkan dari empat gedung setelah kebakaran, tujuh di antaranya terbukti tidak memenuhi standar anti-api. Dugaan kuatnya, pemilihan material non-standar dilakukan secara sengaja demi efisiensi biaya dan menghindari deteksi.
Scaffolding Bambu Percepat Api Menjalar
Apartemen Wang Fuk Court sedang menjalani renovasi sejak Juli 2024, lengkap dengan penggunaan scaffolding bambu, metode tradisional yang masih umum digunakan di Hong Kong. Namun dalam insiden kali ini, bambu justru menjadi salah satu pemicu utama cepatnya penyebaran api secara vertikal.
Api mulai berkobar pada Rabu sore dan baru bisa dipadamkan setelah 43 jam upaya pemadaman tanpa henti.
151 Tewas, 40 Masih Hilang
Hingga Senin (1/12/2025) malam, jumlah korban tewas mencapai 151 orang, sementara 79 lainnya terluka. Meski pihak berwenang sempat menyatakan 159 penghuni masih hilang, data itu direvisi karena dianggap tidak valid.
Namun, Kepala Unit Penyelidikan Kepolisian Hong Kong Tsang Shuk Yin menegaskan sekitar 40 orang masih benar-benar belum ditemukan, menandakan kacaunya data penghuni di kompleks tersebut.