Inggris Disebut Lebih-lebihkan Jumlah Korban Meninggal akibat Covid-19
"Seorang pasien yang dites positif, tapi sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit, lalu meninggal tetaop dihitung sebagai kematian Covid meskipun mereka ternyata mengalami serangan jantung atau ditabrak bus 3 bulan kemudian," bunyi artikel, seperti dikutip dari AFP, Jumat (17/7/2020).
Mereka curiga mengapa kasus kematian di Inggris tidak turun sebagaimana dilaporkan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.
"(Dengan pendekatan ini) Tidak seorang pun di Inggris yang terinfeksi Covid-19 dinyatakan sembuh dari penyakit mereka,” demikian isi artikel itu, seraya menambahkan akan ada 292.000 orang di Inggris yang meninggal akibat Covid-19, berdasarkan data sampai saat ini.
"Sudah waktunya memperbaiki data statistik ini yang mengarah pada melebih-lebihkan kematian terkait Covid-19.”
Mereka memberi masukan, salah satu pendekatan yang masuk akal adalah menggolongkan seseorang meninggal akibat Covid-19 maksimal 21 hari setelah hasil tes positif keluar.
Namun artikel itu hanya mengulas kasus kematian orang yang sudah terkonfirmasi positif, tidak melihat mereka yang belum menjalani tes. Sangat mungkin ada orang meninggal akibat Covid-19 di luar sana namun mereka belum menjalani tes.
Beberapa analis berpendapat angka yang ada saat ini sudah cukup menggambarkan jumlah sebenarnya.
Editor: Anton Suhartono