Invasi Rusia ke Ukraina Dianggap Serangan Terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II
Pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat, Putin mengumumkan operasi militer terhadap Ukraina. Dalam pidato yang disiarkan televisi, pemimpin Rusia itu mengatakan, Republik Luhansk dan Donetsk—yang memproklamasikan kemerdekaan dari Ukraina—meminta bantuan Moskow untuk melawan agresi militer Kiev.
Putin pun berdalih, operasi militer tersebut untuk melindungi orang-orang, termasuk warga Rusia yang telah menjadi target “genosida” di Ukraina—sebuah tuduhan yang dipandang sejak lama oleh Barat sebagai propaganda absurd.
“Dan untuk itu, kami akan berjuang bagi demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina,” kata Putin.
Kementerian Pertahanan Rusia menekankan bahwa tentara Moskow tidak menyasar kota-kota Ukraina, sehingga tidak ada ancaman bagi warga sipil di negeri bekas Uni Soviet itu.
Ukraina yang berpenduduk 44 juta jiwa, dengan rentang sejarah lebih dari 1.000 tahun, secara geografis adalah negara terluas kedua di Eropa setelah Rusia. Ukraina memilih untuk merdeka dari Rusia menyusul runtuhnya Uni Soviet lebih dari 30 tahun silam.
Ukraina juga punya rencana untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa. Hal itu membuat murka Moskow.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, Putin telah memilih perang terencana yang akan menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan manusia. Kendati mengutuk tindakan militer Moskow, Amerika Serikat menolak mengirimkan pasukan ke Ukraina.