Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pakistan Siap Kirim Pasukan ke Gaza, tapi Tolak Lucuti Senjata Hamas
Advertisement . Scroll to see content

Israel Bombardir Lebanon, Presiden Joseph Aoun Tak Sabar Ingin Usir Militer Zionis

Jumat, 17 Oktober 2025 - 10:21:00 WIB
Israel Bombardir Lebanon, Presiden Joseph Aoun Tak Sabar Ingin Usir Militer Zionis
Presiden Lebanon Joseph Aoun melontarkan kemarahan keras terhadap Israel setelah militer Zionis melancarkan 12 serangan udara (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIRUT, iNews.id - Presiden Lebanon Joseph Aoun melontarkan kemarahan keras terhadap Israel setelah militer Zionis melancarkan 12 serangan udara di berbagai wilayah Lebanon pada Kamis (16/10/2025) malam. 

Serangan brutal itu terjadi di tengah masa gencatan senjata, menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.

Presiden Joseph Aoun mengecam keras pelanggaran tersebut, menyebut Israel sengaja mengacaukan stabilitas Lebanon dan menghambat pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.

“Israel berusaha menghancurkan infrastruktur produktif Lebanon dengan dalih keamanan palsu. Mereka tidak pernah benar-benar berniat menghormati gencatan senjata,” kata Aoun, dikutip dari Anadolu, Jumat (17/10/2025).

Dia menegaskan, pemerintah Lebanon tak akan tinggal diam dan akan mempercepat upaya mengusir pasukan Israel yang masih bertahan di wilayah selatan, meski gencatan senjata telah berlaku hampir setahun.

Israel Belum Tarik Pasukan, Langgar Kesepakatan

Sesuai perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada November 2024, Israel seharusnya sudah menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan pada Januari 2025. Namun hingga kini, Tel Aviv hanya menarik sebagian pasukan dan tetap mempertahankan lima pos militer di perbatasan.

Gencatan itu mengakhiri konflik panjang antara Israel dan Hizbullah yang berlangsung sejak Oktober 2023, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17.000 lainnya.

Siapkan 10.000 Tentara di Lebanon Selatan

Sebagai respons, Aoun mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah pasukan Lebanon di selatan Sungai Litani menjadi 10.000 personel sebelum akhir 2025. Langkah ini bertujuan memperkuat pengawasan perbatasan dan memastikan keamanan setelah penarikan penuh pasukan Israel.

“Kami akan bekerja sama dengan UNIFIL untuk menegakkan Resolusi PBB 1701 dan mengambil alih seluruh posisi yang kini dijaga pasukan perdamaian secara bertahap hingga 2027,” ujarnya.

Selain itu, Lebanon tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah negara untuk mengoordinasikan fase pasca-penarikan Israel dan menjaga stabilitas jangka panjang di Lebanon selatan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut