Israel Gunakan Uranium Terdeplesi di Gaza? Palestina Desak Penyelidikan Internasional
WINA, iNews.id - Pemerintah Palestina kembali menyerukan investigasi internasional setelah muncul dugaan kuat bahwa Israel menggunakan uranium terdeplesi dalam serangan besar-besaran di Jalur Gaza.
Tuduhan ini disampaikan Duta Besar Palestina untuk Austria sekaligus Pengamat Tetap untuk PBB di Wina, Salah Abdel Shafi, yang menyebut sejumlah penyelidikan telah mengarah pada penggunaan bahan berbahaya tersebut.
Menurut Abdel Shafi, efek serangan Israel tidak hanya menimbulkan kehancuran fisik, tapi juga ancaman kontaminasi jangka panjang terhadap lingkungan Gaza.
Dia menjelaskan, dari laporan-laporan yang dihimpun, residu logam berat dan partikel berbahaya dari bahan peledak Israel kemungkinan telah masuk ke air tanah, tanah perkotaan, hingga udara yang dihirup jutaan warga Gaza.
"Banyak penyelidikan mengungkap Israel menggunakan uranium terdeplesi dalam serangannya ke Gaza," ujar Abdel Shafi, dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA Novosti, dikutip Jumat (21/11/2025).
Dia memperingatkan bahwa temuan ini harus diperlakukan sebagai isu global, bukan hanya masalah regional.
Kontaminasi Air, Tanah, dan Udara: Ancaman Kesehatan Selama Puluhan Tahun
Palestina menduga kontaminasi akibat ledakan, totalnya mencapai 100.000 ton bahan peledak, setara dengan 5 kali bom atom Hiroshima, telah menyebar ke seluruh wilayah Gaza.
Air yang menjadi sumber utama kebutuhan warga kini dikhawatirkan terkontaminasi zat berbahaya, sementara tanah pertanian dan udara dipenuhi partikel debu dari runtuhan bangunan dan sisa bom.
“Kami yakin air terkontaminasi. Tanah dan udara juga diduga mengandung residu berbahaya,” kata Abdel Shafi.