Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Chiki Fawzi Ajak Publik Aware soal Kondisi di Gaza: Ini Bisa Terjadi di Kita kalau Abai
Advertisement . Scroll to see content

Israel Makin Terpojok soal Pembentukan Negara Palestina

Minggu, 18 Februari 2024 - 21:00:00 WIB
Israel Makin Terpojok soal Pembentukan Negara Palestina
Benjamin Netanyahu mengelar voting di kabinetnya untuk menolak pembentukan negara Palestina secara sepihak (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Israel tampaknya semakin terpojok dengan tuntutan pendirian negara Palestina sebagaimana disuarakan negara Barat dan Arab. Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sampai mengeluarkan sikap resmi menolak pengakuan sepihak atas berdirinya negara Palestina. 

Sikap itu diputuskan dalam rapat kabinet yang dipimpin Netanyahu, Minggu (18/2/2024). Dia mengatakan pengakuan negara Palestina harus melalui negosiasi langsung yang melibatkan Israel. 

Sikap Israel ini dikeluarkan di tengah rencana negara-negara Barat dan Arab untuk membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya serta berpegangan pada peta wilayah tahun 1967.

Netanyahu menggelar pemungutan suara di kabinet yang hasilnya dengan bulat menyetujui sikap menolak pembentukan negara Palestina secara sepihak. Menurut Netanyahu, sikap pemerintahannya dibuat sebagai respons atas pembicaraan di kalangan komunitas internasional baru-baru ini mengenai upaya memaksakan kemerdekaan Palestina yang mungkin tanpa melibatkan Israel.

Sementara itu Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, Israel menolak seruan internasional mengenai perjanjian permanen dengan Palestina. 

"Sebuah perjanjian, jika tercapai, hanya akan dicapai melalui negosiasi langsung antara kedua pihak, tanpa prasyarat," bunyi pernyataan.

Disebutkan, pengakuan sepihak atas negara Palestina seperti memberikan hadiah sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap atas serangan 7 Oktober.

Kantor PM juga menuduh serangan Hamas pada 7 Oktober yang membuat pembicaraan damai menjadi terganggu.

Pembicaraan untuk mencapai solusi dua negara, yakni negara Palestina yang meliputi Tepi Barat dan Gaza, berdampingan bersama Israel, terhenti sejak 2014.

Pernyataan kantor PM itu bertolak belakang dengan pembangkangan yang dilakukan Israel selama kepemimpinan Netanyahu yakni terus memperluas permukiman Yahudi di daerah pendudukan Tepi Barat. Komunitas internasional menegaskan permukiman itu ilegal, namun justru mendapat perlindungan dari pemerintah.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut