Jaringan Teroris Malaysia Belajar Rakit Bom di Yogyakarta

Muhammad Syazani, (27), berasal dari Bedong Kedah bekerja sebagai penjulan burger, sementara Muhammad Nuurul Amin merupakan pekerja kebun. Dua orang ini tercatat dalam daftar pencarian orang (DPO) Kepolisian Malaysia.
Menurut Hamid Bador, kedua pelaku bersama warga negara Malaysia Muhammad Izham yang ditangkap 22 November 2018 di Sungai Petani Kedah pernah menjalani latihan membuat bom di Yogyakarta.
"Pada tahun 2018 yang dikendalikan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia mereka telah mempelajari pembuatan triacetone triperoxide (TPT) sejenis bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan letupan berskala besar," katanya.
Kedua pelaku, kata dia, juga telah mengunjungi beberapa gereja di Yogyakarta untuk merencanakan serangan. Muhammad Syazani diduga merancang untuk melancarkan serangan ke rumah-rumah ibadah bukan Islam di Malaysia dengan cara menggunakan bom bunuh diri.
Hamid Bador melanjutkan, penangkapan kedua pada 14 Mei 2019 di Banting Selangor melibatkan laki-laki WNI yaitu Nuruddin Bin Alele (34). Nurudin diidentifikasi sebagai anggota sel 'wolf pack' yang ditangkap pada 5 dan 7 Mei 2019.
”Dia terlibat dalam rencana untuk melakukan operasi pembunuhan dan serangan terhadap tempat ibadah," katanya.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI sebelumnya mengonfirmasi penangkapan seorang WNI terduga teroris tersebut. Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan, Kedubes RI di Kuala Lumpur sudah meminta akses kekonsuleran untuk memverifikasi dokumen WNI tersebut.
Editor: Zen Teguh