Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Israel Sita 1,8 Juta Meter Persegi Lahan Palestina, Warga Hanya Diberi Waktu 14 Hari
Advertisement . Scroll to see content

Jejak Penggunaan Amunisi Uranium Terdeplesi dalam Perang, Israel Masuk Daftar?

Jumat, 27 Juni 2025 - 15:14:00 WIB
Jejak Penggunaan Amunisi Uranium Terdeplesi dalam Perang, Israel Masuk Daftar?
Dugaan penggunaan amunisi uranium terdeplesi (DU) oleh Israel terhadap Iran menambah daftar panjang penggunaan senjata kontroversial dalam perang (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

Bahaya Jangka Panjang dan Kritik Internasional

Uranium terdeplesi memiliki kepadatan sangat tinggi, menjadikannya efektif untuk menembus baja dan beton. 
Namun, residu ledakan DU menyisakan debu radioaktif yang dapat mencemari tanah dan udara, serta berpotensi memicu gangguan kesehatan seperti kanker, kelainan genetik, dan penyakit pernapasan.

Laporan-laporan pascaperang di Irak menunjukkan peningkatan kasus kanker dan cacat lahir di wilayah-wilayah yang terpapar DU, meskipun keterkaitannya masih menjadi bahan perdebatan ilmiah.

Organisasi-organisasi seperti PBB, WHO, dan Amnesty International telah menyerukan pelarangan atau setidaknya transparansi penggunaan DU dalam peperangan. Namun hingga kini, belum ada larangan internasional yang mengikat terkait senjata ini.

Implikasi Politik dan Hukum

Jika terbukti Israel menggunakan DU, dampaknya bisa meluas ke ranah diplomatik dan hukum internasional. Iran kemungkinan besar akan menggunakan isu ini sebagai amunisi politik di forum-forum global seperti PBB dan IAEA, sambil menyoroti dampaknya terhadap penduduk sipil dan lingkungan sekitarnya.

Uranium terdeplesi merupakan senjata yang sangat efektif dalam konteks militer, tetapi juga menjadi simbol gelap dari peperangan modern yang mengabaikan risiko jangka panjang. 

Jejak penggunaannya dalam berbagai konflik telah meninggalkan trauma lingkungan dan kesehatan. Jika Israel benar-benar menggunakannya dalam konflik terbaru dengan Iran, maka sejarah penggunaan DU kembali mencatat babak baru, dengan dampak yang mungkin tak hanya terasa di medan perang, tapi juga jauh sesudahnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut