Jembatan Ambruk di Tambang Tewaskan 32 Orang
Para penambang kemudian bergegas ke jembatan yang mengakibatkan terjatuh dan bertumpuk satu sama lain.
Mayonde menyebut, korban tewas setidaknya 32 orang. Namun laporan lain mengungkap korban jiwa sebanyak 40 orang.
Laporan mengungkap, tambang tersebut menjadi inti dari perselisihan antara para penambang liar, yakni didukung koperasi yang seharusnya mengatur penggalian, dengan operator resmi yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan China.
Arthur Kabulo, koordinator Komisi Nasional HAM Provinsi Lualaba, mengatakan kepada kantor berita AFP, lebih dari 10.000 penambang liar beroperasi di Kalando.
Pemerintah provinsi menghentikan operasi di lokasi tersebut pada hari Minggu.
RDK adalah produsen kobalt terbesar di dunia, mineral yang digunakan untuk membuat baterai litium-ion untuk kendaraan listrik dan produk lainnya. Perusahaan-perusahaan China mengendalikan 80 persen produksi kobalt di Kongo.
Editor: Anton Suhartono