MANILA, iNews.id - Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, memperingatkan warganya mengenai meningkatnya risiko konflik di Laut China Selatan antara China dan Amerika Serikat. Jika perang meletus, rakyat Filipina suka atau tidak akan dilibatkan dalam konflik.
Pernyataan tersebut disampaikan Lorenzana dalam pidatonya pada Rabu (25/11/2020) siang waktu setempat. Dia mengatakan Filipina--yang terletak strategis di perlintasan Laut China Selatan dan Samudera Pasifik--kemungkinan besar akan terserat ke dalam konflik antara AS dan China jika ketegangan terus meningkat.
Lorenzana, seorang pensiunan jenderal angkatan darat, mengklaim konfrontasi antara China dan AS serta sekutunya adalah tantangan keamanan yang paling mengkhawatirkan di kawasan Indo-Pasifik.
"Saat AS dan China berupaya memastikan tindakan mereka bersifat defensif, kemungkinan salah perhitungan selalu ada, contohnya dua kapal fregat AS dan China hampir bertabrakan dua tahun lalu," katanya dikutip dari Russia Today, Rabu (25/11/2020).
Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya tengah berselisih dengan China mengenai kedaulatan di Laut China Selatan, dimana 90 persen wilayah diklaim oleh China.
Pada Senin (23/11/2020) kemarin, Washington menegaskan kembali komitmennya atas klaim teritorial Manila di Laut China Selatan yang kaya energi.
"Pesan kami adalah kami akan berada di sini (Filipina), kami mendukung Anda, dan kami tidak akan pergi," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien dalam kunjungannya ke Manila.
Beijing menentang keras intervensi AS di Laut China Selatan
Editor : Arif Budiwinarto