Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemimpin Hizbullah Naim Qassem Tuduh Pejabat Lebanon Budak Israel, Kenapa?
Advertisement . Scroll to see content

Jika Tak Segera Reformasi, Lebanon Dianggap Hilang oleh Komunitas Internasional

Kamis, 27 Agustus 2020 - 16:36:00 WIB
Jika Tak Segera Reformasi, Lebanon Dianggap Hilang oleh Komunitas Internasional
Ledakan besar di Pelabuhan Beirut awal Agustus ini memperburuk situasi dalam negeri Lebanon yang dilanda krisis ekonomi dan energi. (foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIRUT, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Jean-Yves Le Drian, mendesak Lebanon segera membentuk pemerintahan baru untuk menjalankan agenda reformasi. Jika tidak, Lebanon akan dianggap tidak ada.

Pemerintahan Lebanon bubar setelah sejumlah beberapa menteri dan Perdana Menteri, Hassan Diab, mengundurkan diri setelah ledakan besar mengguncang Beirut--ibu kota Lebanon--pada awal Agustus ini.

Ledakan yang menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai setidaknya 5.000 orang diklaim sebagai salah satu indikasi ketidakmampuan para pejabat negara dan juga politikus korup mengendalikan jalannya pemerintahan.

Terlebih, insiden tersebut terjadi di tengah krisis ekonomi dan energi yang melanda negara Teluk itu sejak awal 2020. Prancis yang selama dua tahun terakhir membujuk Lebanon melakukan reformasi menyarankan segera dibentuk pemerintahan baru.

Jika situasinya tidak berubah ke arah perbaikan dalam waktu dekat dikhawatirkan Lebanon tidak akan masuk dalam daftar bantuan pemulihan ekonomi dari komunitas internasional.

"Komunitas internasional tidak mau menandatangani cek kosong jika mereka (otoritas Lebanon) tidak menerapkan reformasi. Mereka harus melakukannya dengan cepat, karena risiko hari ini adalah hilangnya Lebanon," kata Menlu Le Drian dikutip dari Reuters, Kamis (27/8/2020).

Prancis menjadi negara pertama yang menawarkan bantuan pemulihan ekonomi pascaledakan besar di Beirut. Bahkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron langsung bertolak ke Beirut sehari setelah insiden terjadi.

Macron ingin memastikan bantuan Prancis tidak akan jatuh ke tangan politisi korup Lebanon. Sayangnya, kemajuan pemulihan dalam negeri Lebanon berjalan lambat dan beberapa diplomat semakin frustasi atas situasi tersebut. Macron rencananya akan kembali ke Beirut pada 1 September mendatang.

"Ini menjadi tanggung jawab otoritas Lebanon. Mereka terlatih dan kompeten, tetapi mereka telah membuat konsensus di antara mereka sendiri untuk tidak bertindak," lanjut Le Drian.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut