Joe Biden Sebut Vladimir Putin Pembunuh, Rusia Desak AS Minta Maaf
MOSKOW, iNews.id - Rusia mendesak Amerika Serikat meminta maaf setelah Presiden Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai pembunuh.
Wakil Ketua Majelis Tinggi Rusia Konstantin Kosachyov mengatakan, jika AS tak meminta maaf mungkin akan menerima pembalasan.
Dia menegaskan komentar Biden itu tak bisa diterima dan membuat hubungan kedua negara semakin memburuk. Padahal, Rusia berharap kebijakan AS ikut berubah seiring pergantian kepemimpinan yang baru.
Pernyataan itu disampaikan Biden dalam wawancara dengan ABC News. Biden menjawab 'saya yakin' saat ditanya pembawa acara apakah dia yakin Putin seorang pembunuh.
Biden juga menggambarkan Putin sebagai sosok yang tidak memiliki jiwa serta berjanji akan membayar atas dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2020 untuk memenangkan Donald Trump. Tuduhan itu dibantah Rusia.
Setelah pernyataan itu, Rusia memanggil duta besarnya di Washington DC untuk berkonsultasi seraya mengancam mengenai masa depan hubungan kedua negara.
Kosachyov mengatakan, penarikan dubes di Washington DC merupakan langkah paling masuk akal dalam situasi tersebut.
"Saya curiga ini bukanlah yang terakhir kecuali ada penjelasan atau permintaan maaf dari AS," kata Kosachyov, dalam sebuah posting-an di Facebook.
"Penilaian semacam ini tidak pantas dari mulut seorang negarawan berpangkat seperti itu. Pernyataan semacam ini tidak bisa diterima dalam kondisi apa pun," ujarnya, menegaskan.
Sementara itu Kremlin belum menanggapi secara terbuka pernyataan Biden, kemungkinan pada Kamis malam.
Editor: Anton Suhartono