Jumlah Korban Tewas Serangan Israel ke Gaza Tembus 20.000 Orang, 6.700 Hilang
GAZA, iNews.id - Korban tewas serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, telah menembus 20.000 jiwa hingga Rabu (20/12/2023), demikian data Kantor Media Gaza. Dari jumlah itu, sedikitnya 8.000 anak-anak dan sekitar 6.200 lainnya perempuan dewasa.
Selain itu sebanyak 52.586 orang terluka, sebanyak 8.663 di antaranya anak-anak.
Kantor media juga mencatat 6.700 orang hilang, besar kemungkinan mereka adalah korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara pasukan Zionis. Sekitar 4.900 di antaranya adalah anak-anak.
Di antara korban tewas adalah 97 jurnalis, 310 petugas medis, serta 35 petugas pertahanan sipil.
Jumlah korban tersebut dihitung sejak perang antara pasukan Israel dan pejuang Gaza pecah pada 7 Oktober.
Korban di Jalur Gaza terus berjatuhan, namun Dewan Keamanan PBB menunda pemungutan suara untuk memutuskan penambahan bantuan kemanusiaan ke wilayah itu. Ini merupakan kali ketiga penundaan sidang setelah upaya serupa sebelumnya diveto Amerika Serikat (AS).
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakui konflik akan berlanjut, namun masih ada upaya untuk meringankan intensitasnya menjadi lebih rendah.
“Kami berharap dan ingin melihat peralihan kepada operasi (Israel) yang lebih menyasar target dengan jumlah pasukan lebih kecil yang benar-benar fokus menangani kepemimpinan Hamas, jaringan terowongan, dan beberapa hal penting lainnya,” katanya.
Dengan begitu, lanjut dia, kerugian di pihak sipil akan berkurang secara signifikan.
Sementara itu Israel terus meningkatkan serangan. Sedikitnya 46 orang tewas dan puluhan lainnya luka dalam serangan di kamp pengungsi Jabalia, Gaza Utara. Kondisi yang sama berada di Gaza Selatan, termasuk ke perbatasan Mesir di Rafah.
“Semakin banyak serangan udara dilakukan, semakin banyak korban berjatuhan akibat perluasan operasi militer Israel ke wilayah yang seharusnya menjadi zona aman di mana mayoritas warga Gaza didesak untuk mengungsi,” kata jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum.
Bahkan, kata dia, serangan menyasar daerah sangat padat penduduknya.
Editor: Anton Suhartono