Karena Malu, Presiden Meksiko Akan Jual Pesawat Elite Kepresidenan

MEXICO CITY, iNews.id - Presiden terpilih Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, berencana menjual jet kepresidenan. Hal itu dia tegasakan setelah menghabiskan tiga jam berada di dalam pesawat komersial yang gagal terbang.

Lopez Obrador berjanji mewujudukan keinginannya itu, meski dia terjebak di pesawat selama berjam-jam akibat hujan lebat.

Baca Juga

Dampak Penutupan Pemerintah AS Jauh Lebih Parah dari Perkirakan

"Saya tidak akan naik pesawat kepresidenan," kata Lopez Obrador, dari tempat duduknya di pesawat komersial, seperti dilaporkan BBC, Jumat (21/9/2018).

Lopez Obrador mengatakan naik jet kepresidenan membuatnya malu dan dia memilih naik pesawat komersil. (Foto: Reuters)

Baca Juga

Presiden Meksiko ke AS: Tak Ada yang Bisa Ancam Kami soal Perbatasan

Lopez Obrador merupakan satu dari ratusan penumpang yang tidak bisa terbang dari Oaxaca ke ibu kota, Mexico City, akibat cuaca buruk. Namun, hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk tak lagi bepergian dengan jet kepresidenan.

"Saya malu naik pesawat mewah di negara di mana ada begitu banyak kemiskinan," katanya, berdasarkan rekaman yang diperoleh oleh Reuters.

Baca Juga

Trump Ucapkan Selamat kepada Presiden Meksiko Terpilih Lopez Obrador

"Saya tidak akan mengubah pikiran saya karena ini (terjebak di pesawat)," katanya.

"Cukup sudah tindakan gila-gilaan ini, berakhir, sudah berakhir, politisi yang bertindak arogan tidak akan bertahan."

Baca Juga

Menangkan Pemilu, Lopez Obrador Terpilih Jadi Presiden Meksiko

Jet kepresdienan Meksiko, Boeing 787 Dreamliner, sangat mewah dan dibanderol seharga 218,7 juta dolar AS atau sekitar Rp3,2 triliun. Pesawat deluxe itu dibeli dua tahun lalu setelah dipesan oleh mantan Presiden Felipe Calderon pada 2012.

Menurut Mashable, saat itu Boeing 787 Dreamliner menjadi pesawat paling modern dan efisien yang bisa digunakan oleh pemimpin dunia manapun.

Pemimpin sayap kiri itu sendiri, yang memenangkan pilpres pada Juli itu, akan dilantik pada Desember mendatang.

Editor: Nathania Riris Michico