Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Kasus Covid-19 Tembus 9 Juta di Dunia, WHO: Efek Pandemi Berlangsung Lama

Selasa, 23 Juni 2020 - 16:12:00 WIB
 Kasus Covid-19 Tembus 9 Juta di Dunia, WHO: Efek Pandemi Berlangsung Lama
Kasus Covid-19 secara global telah menembus angka 9 juta, Selasa (23/6/2020).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kasus Covid-19 di seluruh dunia telah melewati angka 9 juta, Selasa (23/6/2020). Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan peningkatan kasus Covid-19 masih akan terus terjadi secara signifikan, khususnya di benua Amerika.

Dikutip dari CNN Internasional, saat ini kasus Covid-19 di seluruh dunia berada di angka 9.193.148 dengan korban meninggal mencapai 474.466 jiwa.

Dua negara di benua Amerika, Amerika Serikat dan Brasil, berada di dua teratas dengan kasus infeksi dan kematian tertinggi di dunia. Di Amerika Serikat tercatat lebih dari 2,3 juta kasus Covid-19 dengan korban jiwa menembus 122 ribu.

Brasil di urutan dua dengan total kasus Covid-19 melewati angka 1,1 juta dan korban meninggal mencapai 51.400 jiwa. Rusia berada di urutan tiga dengan jumlah kasus 592 ribu dan 8.200 kematian.

India ada di peringkat empat dengan 440.685 orang terinfeksi virus yang menyerang pernapasan itu dan 14 ribu orang jadi korban. Inggris berada di bawah India dengan jumlah kasus Covid-19 lebih dari 305 ribu dan korban meninggal melewati angka 42.600 jiwa.

WHO sempat mencatat angka peningkatan kasus Covid-19 tertinggi dalam 24 jam terjadi pada Minggu (21/6/2020) kemarin yakni total 183.020 di seluruh dunia. Benua Amerika menjadi wilayah dengan penambahan kasus terbanyak dengan lebih dari 116 ribu.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut pandemi Covid-19 belum menunjukkan penurunan dan 'efek yang ditimbulkan dapat berlangsung lama'.

Sementara itu, Dr. Richard Besser, mantan Direktur Pusat Kontrol Penyakit Amerika Serikat menyebut penambahan kasus Covid-19 secara signifikan baik di AS maupun seluruh dunia disebabkan sejumlah negara mulai melonggarkan aturan pembatasan wilayah. Hal tersebut diambil di tengah ancaman resesi ekonomi.

"Saat Anda membuka kembali wilayah, maka Anda akan melihat lebih banyak kasus. Namun, apa yang kami dengar, dalam istilah model kesehatan publik--pengetesan pada orang, melalui pelacakan kontak, kemudian isolasi dan karantina--terdengar tidak berjalan sesuai dengan apa yang kami butuhkan," kata Dr. Richard.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut