Kelinci Jadi Sumber Daging Sehat Baru bagi Afrika di Masa Depan

JOHANNESBURG, iNews.id - Sementara populasi Afrika hampir dua kali lipat pada 2050, pasokan pangan -terutama protein- menjadi keprihatinan utama. Apakah kelinci bisa mengisi celah itu, serta jutaan perut?

Para peternak di Afrika mencari solusi baru untuk memenuhi kebutuhan daging di benua itu. Populasi Afrika diperkirakan hampir dua kali lipat dalam 30 tahun mendatang, menjadi 2,5 miliar.

Baca Juga

AS, Israel, dan UEA Bahas Penggunaan Gas Gaza untuk Danai Rekonstruksi

Solusinya, kata mereka, mungkin terletak pada kelinci.

Dalam 10 tahun terakhir, pemasok terbesar daging kelinci di Afrika Selatan menambah hampir 150 peternakan kelinci. Para peternak baru-baru ini menciptakan jenis kelinci Afrika Selatan, Phendula, yang dianggap menjadi 'jawaban'.

Petani independen Gavin Grgurin memelihara 500 kelinci di peternakannya di luar Johannesburg. Menurutnya, kelinci adalah daging masa depan.

"Sebagai Dewan Nasional, kami mengatakan selama 12 hingga 15 tahun terakhir bahwa kelinci berpotensi menjadi penyelamat Afrika dari sudut pandang protein. Banyak alasan untuk itu," paparnya, seperti dilaporkan Associated Press, Selasa (15/10/2019).

Pertama, kata Grgurin, daging kelinci tinggi protein dan rendah lemak dan kolesterol. Mereka tidak banyak membutuhkan ruang dan tidak makan banyak.

Kelinci membutuhkan lebih sedikit air dibandingkan ayam, dan memproduksi lebih sedikit limbah daripada sapi. Kelinci, menurutnya, mungkin daging yang paling ramah lingkungan.

"Ada banyak hal negatif yang saat ini terjadi akibat dampak karbon di planet ini, khususnya di sekitar peternakan dalam skala besar. Maksud kami adalah hewan ternak dan sapi yang dimasukkan ke tempat pemberian makan. Jadi, terdapat jejak karbon besar di sana. Jejak karbon kelinci sangat minim dibandingkan dengan yang lainnya."

Dan terakhir, lanjut Grgurin, kelinci berkembang biak, dengan cepat. Tetapi bisakah kelinci beralih dari hewan peliharaan menjadi makanan?

Editor: Nathania Riris Michico