Kerugian yang Dialami Rusia dari Invasi ke Ukraina: Kehilangan Tentara hingga Sanksi Ekonomi
JAKARTA, iNews.id – Kerugian yang dialami Rusia dari invasi ke Ukraina dikabarkan tidak sedikit. Sementara, sampai hari ini perang antara kedua negara bekas Uni soviet itu masih terus berlanjut.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengerahkan tentaranya untuk menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu. Dia menyebut serangan ke negara tetangga itu sebagai operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi dan “mendenazifikasi” Ukraina.
Operasi militer itu dilakukan Putin setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) meminta bantuan Moskow untuk mempertahankan diri melawan pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.
Rusia terus menyerbu dan berusaha menaklukkan kota-kota kunci di Ukraina, termasuk Kiev. Namun BBC dengan mengutip beberapa analis militer Barat menyebutkan bahwa perfoma pasukan militer Rusia tampak “suram”.
Bahkan, pasukan Ukraina berhasil melakukan serangan balik di wilayah Kiev pada Rabu (16/03/2022) lalu dan berusaha mengepung tentara Rusia. Para pakar militer percaya bahwa Rusia mengalami sejumlah kerugian luar biasa—yang entah bisa dipulihkan atau tidak.
Berdasarkan pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina, hingga Selasa (22/3/2022), Rusia telah kehilangan 99 pesawat tempur, 123 helikopter, 509 tank, 252 artileri, 1.566 kendaraan lapis baja, 3 kapal, 1.000 kendaraan militer. Rusia juga mengalami kerugian logistik berupa 70 tangki bahan bakar, 45 pesawat antiperang, 80 peluncur roket, dan 35 UAV.
Secara spesifik, berdasarkan artikel dari Oryx, dari 155 kendaraan dan peralatan perang yang Rusia miliki, 68 di antaranya hancur, 6 rusak, 21 ditinggalkan, 60 dikuasai musuh. Sementara sembilan tank milik Moskow hancur, satu rusak, tiga ditinggalkan, dan 2 dikuasai lawan.
Sebanyak dua kapal pendarat mengalami rusak dan hancur. Sebuah kapal patroli hancur. Selain itu, dari 68 pesawat, yang mengalami hancur sebanyak 57 buah, 4 rusak, 2 ditinggalkan, dan 5 dikuasai. Truk, kendaraan, dan jeep sejumlah 65, sebanyak 31 hancur, 2 rusak, 14 terbengkalai, dan 18 dikuasai.
Sementara Vox melaporkan, menurut data yang masuk ke Departemen Pertahanan AS (Pentagon), lebih dari 7.000 tentara Rusia tewas setelah tiga minggu pertempuran. Bahkan, dikatakan jumlah kematian ini jauh lebih besar dibandingkan dengan 20 tahun pertempuran tentara Amerika Serikat di Afghanistan.
Para tentara Rusia itu dikatakan tewas di medan perang akibat serangan militer Ukraina. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka mengalami kelaparan, kedinginan, dan kelelahan karena berjaga di tengah musim dingin selama berminggu-minggu di Belarusia dan dekat perbatasan Ukraina, menanti perintah dari Angkat Senjata Rusia.
Sementara itu, dari segi ekonomi, Rusia juga mengalami kerugian yang diklaim media Barat tak kalah besar. Berbagai sanksi telah dijatuhkan oleh berbagai negara, termasuk Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat, bahkan termasuk sanksi SWIFT (Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication), sistem keuangan terbesar di dunia, dan diyakini Rusia diblokir secara resmi dari pasar keuangan global.
Semua media Rusia juga diblokir oleh perusahaan-perusahaan teknologi dunia, seperti YouTube dan Facebook. Namun, Pemerintah Rusia kemudian membalasnya dengan melarang Facebook dan Instagram di negara tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil