Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump: Perang Rusia-Ukraina Bikin Saya Jengkel!
Advertisement . Scroll to see content

Ketegangan Rusia-Ukraina Meningkat, Begini Pandangan Tentara di Garis Depan

Jumat, 28 Januari 2022 - 22:15:00 WIB
Ketegangan Rusia-Ukraina Meningkat, Begini Pandangan Tentara di Garis Depan
Tentara Ukraina. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KYIV, iNews.id - Tentara Ukraina yang berada di garis depan berpendapat, Rusia hanya menakut-nakuti dengan menempatkan banyak tentara di perbatasan. Mereka menduga, Rusia tidak akan berani melakukan serangan besar. 

Pendapat ini disampaikan sejumlah prajurit Ukraina yang namanya dirahasiakan demi keamanan. Mereka ditempatkan di Kota Zolote wilayah Donbas yang menjadi titik nyala sejak 2014 karena bentrokan bersenjata antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia.

“Sudah ada perang yang berlangsung selama delapan tahun, ini bukan hal baru. Bahkan jika akan ada serangan besar (oleh Rusia di Ukraina) itu akan (mirip dengan) Perang Dunia. Tapi saya tidak berpikir mereka akan menyerang," katanya.

Dilansir dari Anadolu, prajurit lain juga berpendapat, jika Rusia hanya melenturkan ototnya, tidak akan berani melawan NATO. Prajurit garis depan lainnya mengatakan tidak akan ada eskalasi lebih lanjut.

"Saya tidak berpikir bahwa mereka (Rusia) akan melangkah lebih jauh karena mereka tidak bodoh dan menyadari bahwa seluruh dunia dapat bersatu melawan mereka. Ini terlalu berlebihan bahkan untuk mereka," katanya.

Prajurit lain juga mendukung gagasan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan takut menyerang Ukraina. Alasannya, terlalu banyak aliansi yang mendukung Ukraina.

"Beruang putih Rusia marah sekarang dan bisa bermain va banque (menang atau kalah segalanya)," menurut tentara Ukraina lainnya.

Seorang tentara mengatakan apa pun bisa diharapkan dari Rusia, mengingat serangan tahun 1994 di Chechnya.

Mengacu pada sejarah, seorang tentara mengatakan selama berabad-abad "ada kesepakatan damai yang diikuti dengan pertempuran, itu adalah siklus." 

“Jika ini tidak berakhir melalui diplomasi, akan ada perang,” tambahnya.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut