Ketika Ramuan Tradisional China Ikut Berjuang Lawan Virus Korona
BEIJING, iNews.id - Dalam sebuah artikel yang baru-baru ini dipublikasikan di akun WeChat untuk berita medis, direktur sebuah rumah sakit di Provinsi Henan, Tang Ying, menjelaskan cara melindungi para dokter dari virus korona jenis baru atau COVID-19 , yaitu dengan mengonsumsi obat tradisional China.
Para staf administrasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan pasien dianjurkan meminum sup jahe kering yang dicampur dengan licorice atau akar manis. Sedangkan dokter yang bekerja di klinik harus meminum Guizhi Tang atau formula yang berbahan dasar kayu manis.
Selain itu, wajib juga meminum ramuan jamur Fuling dan Bai Zhu, sejenis ramuan yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional China. Ramuan-ramuan ini dipercaya dapat melindungi kekebalan tubuh hingga memperkuat fungsi limpa.
"Kali ini di garda depan medan perang melawan virus korona jenis baru, pengobatan China tidak boleh absen," tulis Tang Ying, seperti dilaporkan Deutsche Welle, Kamis (13/2/2020).
Pendekatan tradisional ini sejalan dengan rekomendasi pemerintah China untuk mengobati gejala virus. Komisi Kesehatan Nasional Cina pekan lalu menerbitkan saran, di antaranya untuk menambahkan bahan yang biasa digunakan oleh praktisi pengobatan tradisional selain juga obat-obatan barat.
Masih belum ada obat untuk penyakit yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, ini. Beberapa dokter dan individu pun lantas beralih ke pengobatan tradisional. Namun langkah ini memicu perdebatan tentang efektivitas dan keamanan ramuan tersebut.
"Ada perdebatan mengenai apa yang diidentifikasi dalam pengobatan (modern) dan apa yang diidentifikasi dalam (pengobatan) kami," ujar Shelley Ochs, praktisi pengobatan tradisional Cina Beijing, kepada DW.
Shelley Ochs sendiri memperoleh gelar doktor dari Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China. Dia mengatakan, para profesional yang terlatih dalam pengobatan tradisional China memiliki serangkaian pertimbangan berbeda dalam mengidentifikasi, memerangi, dan mencegah penyakit.
"Kami menargetkan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh seseorang dan kami menargetkan seluruh polanya."
Ketika menghadapi wabah SARS pada 2003 lalu, Komisi Kesehatan juga mempromosikan penggunaan obat tradisional bagi pasien yang menderita kerusakan tulang akibat efek samping penggunaan steroid.
Penggunaan obat-obatan tradisional ini merupakan upaya pemerintah meremajakan dan menyebarkan praktik pengobatan tradisional. Kantor Informasi Dewan Negara China memperkirakan pasar ini pada 2020 akan mencapai omzet sebesar 397 miliar euro (Rp5,9 kuadriliun).
Namun langkah penggunaan obat tradisional ini ditanggapi secara skeptis oleh sejumlah tenaga medis profesional karena ketiadaan regulasi dan pengujian.
Skeptisisme dunia pengobatan barat
Rekomendasi Komisi Kesehatan China untuk menggunakan bahan-bahan tradisional ini muncul pada saat beredarnya informasi yang belum terbukti terkait pengobatan dan penyembuhan virus korona jenis baru. Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan bahwa klaim beberapa bahan seperti minyak wijen yang dapat menawarkan perlindungan terhadap virus belum bisa dibuktikan.
Profesor Departemen Farmakologi Universitas Oxford, Ming Lei, mengatakan bahwa dalam hal pemanfaatan bahan-bahan tradisional untuk pengobatan terbaru, ramuan tradisional China memang diakui di bidangnya.
Namun saat ini, tekanan waktu untuk mengobati virus korona jenis baru membuat produksi obat-obatan dengan bahan ini menjadi tidak realistis.
"Komponen-komponennya bisa jadi bermanfaat, tetapi butuh waktu lama untuk mengembangkannya," kata Ming.
Saat ini, China mulai menguji remdesivir, obat antivirus yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, yaitu Gilead. Obat ini belum disetujui untuk digunakan pada manusia tetapi menunjukkan hasil positif.
Belum adanya kepastian tentang pengobatan virus korona jenis baru ini membuat Shelley Ochs melakukan pendekatan campuran untuk mengobati gejala, tergantung tingkat keparahannya.
Setidaknya Ochs yakin dengan kemanjuran pengobatan tradisional untuk menjaga keluarganya. Mereka minum jus pir untuk melembabkan paru-paru, makan bubur untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, dan mengonsumsi Yu Ping Feng San, formula herbal untuk memperkuat kekebalan tubuh ketika menunjukkan tanda-tanda pilek.
"Saya benar-benar akan mempertimbangkan apa yang kita ketahui tentang manifestasi suatu penyakit." kata Ochs.
Dia juga menegaskan bahwa menggunakan obat tradisional tidak berarti dia mengabaikan ilmu pengetahuan yang datang dari bidang lain.
"Itu akan merugikan pasien anda," ujarnya.
Editor: Nathania Riris Michico