Kiev Tuduh Moskow Curi Anak-Anak Ukraina, Beri Pesan Keras Begini ke Masyarakat Rusia
KIEV, iNews.id – Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mendesak masyarakat Rusia untuk tidak mengadopsi anak-anak Ukraina yang diambil paksa oleh militer Moskow selama berlangsungnya perang sejak 13 bulan lalu.
Kiev menuduh Rusia mencuri anak-anak Ukraina selama konflik di negara itu dan kemudian mendeportasi mereka ke Rusia.
Agresi militer yang dilancarkan Rusia terhadap negara tetangganya sejak 24 Februari 2022 kini telah menyebabkan jutaan orang mengungsi, termasuk keluarga dan anak-anak. Jumlah persis anak-anak Ukraina yang telah dideportasi paksa ke Rusia belum diketahui.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada awal bulan ini menerbitkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Komisaris Rusia untuk Hak-Hak Anak, Maria Lvova-Belova. Mahkamah itu menuduh kedua orang tersebut melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak secara ilegal dari Ukraina.
Vereshchuk mengatakan, anak yatim piatu Ukraina telah “dicuri” dan diduga diserahkan kepada keluarga Rusia untuk diadopsi.
“Saya sangat menyarankan agar warga Rusia tidak mengadopsi anak yatim piatu Ukraina yang secara ilegal dibawa keluar dari wilayah Ukraina yang diduduki sementara,” kata Vereshchuk, Selasa (28/3/2023).
“Sekali lagi saya mengingatkan semua orang Rusia yang disebut ‘orang tua angkat’ dan ‘wali’ (bagi anak-anak Ukraina): cepat atau lambat Anda harus bertanggung jawab,” ujarnya.
Menurut Kementerian Integrasi Wilayah Pendudukan Ukraina, saat ini terdapat 19.514 anak Ukraina yang dideportasi secara ilegal ke Rusia.
Moskow sendiri tidak menyembunyikan program yang mereka luncurkan untuk membawa ribuan anak Ukraina ke Rusia. Akan tetapi, program tersebut mereka kemas dengan kampanye kemanusiaan untuk melindungi anak yatim piatu dan anak-anak telantar di zona konflik.
Sebagian besar perpindahan orang dan anak-anak Ukraina ke Rusia terjadi dalam beberapa bulan pertama perang dan sebelum pasukan Kiev memulai serangan balasan utamanya terhadap tentara Moskow pada Agustus.
Pada pertengahan Agustus lalu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, sebanyak 3,5 juta orang telah dibawa ke Rusia pada saat itu. Di antara mereka terdapat lebih dari setengah juta anak-anak.
Kantor berita TASS dengan mengutip Vitaly Ganchev selaku pejabat di Wilayah Kharkiv yang diduduki Rusia, mengatakan bahwa sekelompok anak dari daerahnya dikirim ke Rusia tahun lalu dengan persetujuan orang tua atau wali mereka.
“Anak-anak ditempatkan dalam kondisi yang sangat baik, mereka diberikan semua yang diperlukan. Dan kami akan terus merawat mereka sampai orang tua mereka datang untuk kembali,” ungkap Ganchev.
Editor: Ahmad Islamy Jamil