"Hanya ada sedikit permintaan untuk buku-buku politik, juga bukan buku-buku agama," kata Hamza Abu Sara, seorang penjual buku.
"Orang-orang membeli lebih banyak buku self-help, untuk menjadi positif, atau fiksi," katanya.
Krisis ekonomi memukul penjualan buku, tetapi Saraa al-Bayati, satu-satunya pedagang perempuan di pasar buku, tidak berpikir untuk tutup.
"Kami baik-baik saja,", katanya di toko tempat dia menjual publikasi pribadi dan bekerja untuk terjemahan.
Toko bukunya adalah mimpinya. Keluarganya tidak akan membiarkan dia belajar jurnalisme di universitas, menganggap pekerjaan itu terlalu berbahaya di Irak yang bergejolak.
Dia lulus dalam bidang teknik tetapi memutuskan membangun rumah penerbitan.
"Saya suka buku," tandasnya.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku