MANILA, iNews.id – Sejumlah pembantu Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, pada Senin (5/4/2021) ini melontarkan kritik kepada China. Kritik itu menyusul kehadiran ratusan kapal Tiongkok di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan (LCS).
Mereka menyebut manuver kapal-kapal tersebut sebagai “serangan teritorial”. Mantan juru bicara presiden Filipina, Salvador Panelo mengatakan, perilaku China itu dapat dapat merusak hubungan kedua negara dan menyebabkan “permusuhan yang tidak diinginkan”.
Lagi, Iran Eksekusi Mati Mata-mata Mossad
“Kami dapat bernegosiasi tentang masalah yang menjadi perhatian dan keuntungan bersama. Tetapi jangan salah tentang itu, kedaulatan kami tidak dapat dinegosiasikan!” kata Panelo dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (5/4/2021).
Panelo juga menegaskan, Filipina tidak akan dibutakan oleh gerakan kemanusiaan China. Hal itu mengacu pada ratusan ribu dosis vaksin Covid-19 yang disumbangkan Beijing kepada Filipina.
Pakai Pesawat Tempur, Filipina Ingatkan China Tarik Ratusan Kapal dari LCS
Juru Bicara Presiden Duterte, Harry Roque, juga menggemakan pandangan sama. Pada konferensi persd dia menegaskan negaranya tidak akan berbagi kedaulatan dengan negara mana pun.
“Kami tidak akan menyerahkan, bahkan satu inci pun, wilayah nasional kami atau zona ekonomi eksklusif kami (ZEE),” tuturnya.
Filipina Gerah 220 Kapal Perang China Masuk Perairan Sengketa Bulan Ini
Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari wartawan terkait pernyataan Filipina itu.
Pada hari ini, Kementerian Luar Negeri Filipina menolak pandangan China yang mengklaim kawasan Whitsun Reef di LCS sebagai lokasi penangkapan ikan tradisional di perairan Tiongkok. Kemlu Filipina menyatakan akan mengirimkan protes diplomatik setiap hari ke Beijing.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku