Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Konvoi Tentara Myanmar Diserang Bom, Milisi Sipil Semakin Berani

Senin, 20 September 2021 - 11:30:00 WIB
Konvoi Tentara Myanmar Diserang Bom, Milisi Sipil Semakin Berani
Tentara militer Myanmar di Yangon (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

YANGON, iNews.id - Konvoi militer Myanmar di dekat Kota Yangon dihantam bom pada Jumat pekan lalu. Bukan hanya itu terjadi baku tembak juga diserang dengan tembakan menyebabkan beberapa orang tewas dan luka.

Pelaku merupakan milisi sipil bersenjata yang menentang kudeta militer terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Febaruari lalu. Kelompok-kelompok ini dibentuk di setiap kota Myanmar yang kerap melakukan serangan gerilya terhadap militer pemerintah.

Berdasarkan keterangan militer junta Myamar, pasukan keamanan sedang melakukan perjalanan melalui Khayan, pinggiran Kota Yangon, pada Jumat lalu saat diserang menggunakan bom rakitan.

"Kedua kelompok saling menembak, seorang anggota pasukan keamanan terluka," bunyi pernyataan, seraya menambahkan senjata api dan amunisi para milisi disita setelah bentrokan itu, dikutip dari AFP, Senin (20/9/2021).

"Beberapa teroris (terbunuh), salah satunya terluka," kata mereka.

Laporan media lokal mengungkap dua anggota milisi tewas dan satu ditangkap.

Kelompok Pemerintah Persatuan Nasional, sebagian besar terdiri dari anggota parlemen yang berafiliasi dengan partai Suu Kyi yang digulingkan, menyerukan perang defensif rakyat serta mendesak warga sipil untuk menyerang aset pemerintahan junta.

Menara komunikasi Mytel milik pemerintahan militer juga menjadi sasaran di seluruh Myanmar.

Konflik juga meningkat di wilayah Sagaing dan Magway. Para penduduk setempat menuduh militer membakar rumah membuat ribuan warga mengungsi.

"Militer telah menghancurkan wilayah kami karena pasukan perlawanan lokal. Saya kehilangan beberapa teman saya. Saya hancur karena menyaksikan semua kekejaman mereka dengan mata kepala sendiri," kata seorang perempuan 25 tahun dari Kota Gangaw Magway.

Penduduk Kota Gangaw lainnya mengatakan, di salah satu desa, Namg Kar, sejumlah rumah diratakan sejak 10 September.

"Mereka mencoba membakar seluruh desa, tapi saat itu musim hujan. Mereka takut tentara karena bisa kembali kapan saja," kata warga yang meminta identitasnya tak disebutkan itu, seraya menambahkan 4.000 warga terpaksa mengungsi ke hutan terdekat.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut