Korban Tewas Bom Ambulans di Afghanistan Tembus 103 Orang
KABUL, iNews.id - Jumlah korban tewas dalam ledakan bom ambulans di Kabul, Afghanistan, Sabtu 27 Januari 2018 bertambah. Saat ini 103 orang dilaporkan tewas setelah sebelumnya 95 orang.
Korban luka juga bertambah menjadi 235 orang.
"Bom mobil besar mengguncang ibu kota Afghanistan, Sabtu pagi, menewaskan 103 orang dan melukai 235 lainnya," demikian pernyataan Menteri Dalam Negeri, Wais Barmak, seperti dilansir ABC News, Senin (29/1/2018).
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Bom ambulans ini tercatat sebagai salah satu serangan paling mematikan di Afghanistan pada tahun ini.
Polisi di Kabul menyatakan ledakan tersebut terjadi di dekat pintu masuk gedung Kementerian Dalam Negeri, berada di jalan raya yang selalu ramai oleh warga sebagai tempat berbelanja.
"Saya berada di toko, saya mendengar ledakan besar," kata seorang penjaga toko yang menjadi saksi mata, kepada ABC News, Haji Wali.
"Saya keluar dan membantu orang-orang terluka. Ada banyak orang terluka, orang-orang masih berbaring di jalan setapak dekat pertokoan," kata Wali.
Menurut Associated Press, wakil juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahim mengatakan penyerang tersebut menggunakan ambulans untuk melewati satu pos pemeriksaan keamanan dengan mengatakan kepada polisi bahwa dia sedang mengantar pasien ke rumah sakit terdekat. Dia meledakkan bahan peledak di pos pemeriksaan kedua.
Saksi mata di lokasi menyebut masih banyak korban yang belum dievakuasi dari lokasi kejadian.
"Saya membantu dan memindahkan sekitar 50 sampai 60 orang yang terluka. Saya baru saja kembali tapi ada banyak mayat yang masih terbaring di sana. Kami tidak bisa memindahkannya," kata seorang pria yang berada di jalan, Parwaiz Ihsan.
Melalui akun Twitter-nya, Kepala Eksekutif Afghanistan, Abdullah, mengecam serangan tersebut sebagai 'tindakan gila, tidak manusiawi, keji dan kejahatan perang'. Dia juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan lebih lanjut melawan terorisme.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, John Bass, juga mengecam serangan tersebut. Dia menggambarkan peristiwa itu sebagai "pemboman yang tidak masuk akal dan pengecut."
"Pemerintahan saya dan saya berdiri bersama orang-orang pemberani di Afghanistan," kata Bass dalam sebuah pernyataan.
Editor: Anton Suhartono