Kota New York Larang Diskriminasi Rambut untuk Memerangi Rasisme
"Anda harus menjadi polisi untuk diri sendiri," timpal Gordon.
"Tatkala saya menjalani wawancara kerja di firma hukum, saya tahu sudah banyak skeptisisme tentang keberadaan saya sebagai perempuan berkulit hitam dan bergaya rambut gimbal dianggap tidak 'profesional'," paparnya.
Namun, hal itu ternyata tidak hanya terjadi di AS. Seorang gadis berusia 23 tahun dari Inggris mengatakan sekolahnya yang mayoritas berkulit putih melarang gaya rambut "ekstrem".
"Saya tidak yakin apa artinya itu, tetapi itu artinya cornrows. Mereka mengatakan mereka (yang berambut cornrows) berafiliasi dengan geng," katanya.
Gaya rambut Afro juga dilarang, dan disebut "mengganggu".
"Saya mengendurkan rambut saya ketika saya berumur 13, karena ketika rambut saya lurus mereka tidak keberatan," tambahnya.
Malalis pun menekankan pentingnya pedoman ini di sekolah.
"Sangat penting bagi orang muda untuk diri mereka sendiri dan untuk dihargai untuk siapa mereka," katanya.
Perusahaan ata lembaga yang didapati melanggar panduan tersebut terancam dikenai denda hingga 250.000 dolar AS atau Rp3,5 miliar.
Editor: Nathania Riris Michico