Kucing Jabat Kepala Stasiun di Jepang Mati Ditabrak Mobil, Penduduk Kota Berduka

TOKYO, iNews.id - Seekor kucing yang menjabat sebagai kepala stasiun di Kota Taketa, Prefektur Oita, Jepang, mati akibat ditabrak mobil. Kepergiannya membawa duka mendalam karena kucing bernama Nya itu dekat dengan semua orang.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa malam lalu saat Nya berjalan-jalan sendiri.

Baca Juga

7.000 Petani Bentrok dengan Polisi di Kantor Pusat Uni Eropa, 1.000 Traktor Lumpuhkan Kota

Nya menjabat Kepala Stasiun Bungo sejak April 2018, meskipun tetap ada orang yang ditugaskan di posisi itu. Kucing abu-abu tersebut sudah menjadi ikon Stasiun Bungo. Bahkan operator kereta api, JR Kyushu, secara resmi mengakui posisi Nya.

Kisah Nya mendapatkan jabatan tersebut bermula sekitar 10 tahun lalu. Mulanya dia hanya kucing liar yang sering menghabiskan malam di stasiun itu untuk istirahat.

Baca Juga

Tolong Kakek Tercebur ke Selokan, Kucing Ini Didapuk Jadi Kepala Kepolisian Kota 

Kelamaan para staf stasiun kasihan dan mengambilnya untuk dipelihara. Dia diberi tempat untuk tidur dan tentunya makanan. 

Nya semakin akrab dengan tempat barunya dan menyapa para penumpang atau warga di sekitar stasiun sehingga menjadi dikenal dan disukai.

Inilah yang membuatnya dipromosikan menjadi kepala stasiun.

Namun jabatan itu harus lepas dari Nya sejak Selasa lalu. Dia ditabrak dan mengalami luka parah.  Upacara pemakaman diadakan di stasiun keesokan paginya menggunakan prosesi Budha.

Oleh karena pandemi Covid-19, pemakaman digelar terbatas yakni hanya dihadiri staf perusahaan kereta api dan dinas pariwisata setempat.

Meski demikian stasiun membuka meja altar bagi pengunjung yang ingin memberikan penghormatan. Selain itu manajemen JR Kyushu mempertimbangkan akan membuat monumen untuk Nya.

Nya diperkirakan berusia 13 tahun saat mati, umur yang terhitung cukup lanjut untuk kucing jenisnya.  Kematian yang tiba-tiba membuat banyak penggemar sedih. 

Tadamasa Hino, karyawan JR Kyushu yang dipercaya menjabat kepala Stasiun Bungo pada April lalu, menganggap Nya sebagai kakak.

“Saya berharap bisa belajar banyak hal dari senpai, kepala stasiun saya," ujarnya.

Diperkirakan setiap tahun 7.000 orang datang ke Stasiun Bungo hanya untuk melihat Nya, sehingga dia juga diangkat sebagai ikon pariwisata kota itu.

Editor: Anton Suhartono